Penulis
Intisari - Online.com -Pemerintah memperbolehkan dilaksanakannya mudik untuk lebaran tahun ini.
Hal ini membuat seluruh penduduk Indonesia terutama yang merantau kembali ke kampung halaman mereka.
Pilihan moda transportasi mudik sudah cukup banyak, mulai dari kendaraan pribadi sampai berbagai kendaraan umum.
Namun dalam pilihan kendaraan umum, bus AKAP (Antar Kota Antar Provinsi) jarang jadi pilihan.
Hal ini karena banyak orang Indonesia mabuk jika menaiki bus umum.
Selain itu juga karena ada ancaman copet jika Anda pergi dengan bus.
Padahal mudik dengan bus bisa jadi pilihan mudik paling nyaman dan aman.
Harganya juga cukup ekonomis untuk bepergian keluar kota.
Namun untuk menyiasati copet di kabin bus memang perlu tingkat awas yang tinggi.
Ternyata, pihak pengemudi bus dan kondektur membantu penumpang untuk berhati-hati dengan pencopet.
Agar penumpang bisa lebih waspada terhadap barang bawaannya, ada kode yang dilakukan oleh kru bus AKAP untuk memberi tahu penumpang, bahwa ada copet di kabin, biasanya dengan menyalakan lampu kabin atau mengeraskan volume musik.
"Jadi ketika ada komplotan pencopet, kode yang dilakukan pengemudi dan kru antara gaya menyetirnya dibuat kasar atau volume musik yang dibuat kencang," ucap Dimas Raditya, anggota Forum Bismania seperti dikutip dari Kompas.com.
Dengan kode tersebut, penumpang akan lebih susah istirahat atau tidur dan lebih waspada menjaga barang bawaannya.
Dimas menjelaskan, jika sudah tahu kode-kode ini, penumpang bisa lebih siaga mengamankan barang bawaannya.
Pemilik PO Sumber Alam Anthony Steven Hambali menjelaskan, jika kehadiran copet diberitahukan secara langsung kepada penumpang di kabin, kru bus bisa menjadi korban.
"Memberi tahu kepada penumpang cukup lewat kode saja, dengan melakukan pengumuman agar berhati-hati dengan barang bawaannya. Jika secara langsung, bisa berisiko kepada kru," ucap Anthony.
Selain itu, pengemudi bus AKAP PO Raya, Hariyadi, menjelaskan bahwa ini juga dilakukan karena pengemudi dan kru tidak bisa asal menuduh penumpang sebagai copet.
Biasanya, ada agen di terminal yang memberi informasi penumpang yang dicurigai merupakan pencopet.
"Kalau misalkan ada yang dicurigai pencopet naik, agen memberitahu pengemudi dan kru untuk hati-hati. Kita tidak bisa menuduh, hanya bisa mencurigai saja," ucap Hariyadi.