Find Us On Social Media :

Kisah Unik Para Presiden AS

By Agus Surono, Rabu, 21 Maret 2012 | 12:12 WIB

Kisah Unik Para Presiden AS

Marty mulai melihat betapa besarnya daya sihir presiden terhadap orang lain. "Bahkan senator-senator pun, jika mereka dapat duduk lebih dekat dengan presiden, atau dipotret bersama dia, sudah merasa diri lebih penting. Anda tak akan percaya betapa uring-uringannya seorang senator jika kami menahannya di pintu, sementara ia melihat presiden sedang berfoto bersama orang-orang lain."

"Jika presiden akan berjabatan tangan dengan umum, kami ingatkan agar tidak usah berjabatan tangan, melainkan cukup menyentuh tangan saja untuk kemudian berjalan lagi. Tetapi sering kali itu tidak dilakukannya, atau mungkin ia kurang cepat. Maka orang-orang akan menggenggam tangan presiden dengan kedua tangan selama mungkin. Mereka ingin menikmati perasaan bersentuhan dengan presiden."

"Menurut yang diajarkan kepada kami, jika ada pria yang seperti itu, kami harus menyenggol perlahan alat vitalnya sehingga konsentrasinya terpecah. Karena semua kamera dan mata tertuju kepada presiden, tindakan kami itu tidak akan ada yang melihat. Bahkan pria itu sendiri pun tidak akan sadar mengapa ia melepaskan genggamannya. Ia begitu terpesona kepada presiden! Sedangkan bila pelakunya wanita, kami tekan bagian atas dadanya."

"Kadang-kadang ada wanita-wanita yang mau berjam-jam menanti presiden. Mereka berdiri di sepanjang tambang yang dipasang sebagai pembatas sambil minum kopi untuk menghangatkan badan. Tak bakal mereka rela pergi meninggalkan tempat strategis itu. Maka tidak heran, ketika presiden muncul dan akhirnya berjabatan tangan dengan mereka, wanita-wanita itu pun mengompol!"

"Banyak pula orang yang begitu asyiknya berusaha melihat presiden, sehingga tidak menyadari bahwa ia sudah nyelonong ke jalan raya. Setelah berhasil, karena demikian senangnya, kadang'kadang ada yang tak sadar akan tertubruk mobil, sehingga kami hams menyambar orang itu."

"Rawhide" gemar berjemur

Ford populer di kalangan para agen rahasia. Jika para agen rahasia menggigil kedinginan di luar Camp David, ia menyelundupkan sandwich telur, di saat atasan si agen tidak melihat. Ia akan mengedipkan mata dan bilang, 'Wah, dingin sekali di luar sini. Saya akan ambilkan kamu secangkir kopi.' Hal-hal begini tak mungkin kami lupakan."

Pernah pula Marty menyelamatkan Ford ketika ia terperosok ke lubang yang dalamnya 2 m lebih. Marty menyambar ikat pinggangnya dan mengangkatnya ke atas. "Setelah itu saya dipanggil ke suite mereka dan presiden bilang saya telah menyelamatkan nyawanya."

Dalam kampanye tahun 1976, Marty pernah ditugaskan mengawal "Rawhide", nama sandi untuk Ronald Reagan.

"Kami pernah mengumpulkan kayu di rumahnya di Kalifornia dan ia banyak bercerita tentang kehebatannya ketika masih gubernur. Namun, begitu pukul 14.00, tak peduli betapa sibuk stafnya, Reagan akan berjemur di tepi kolam renang."

"Pernah suatu kali dalam penerbangan, Reagan tiba-tiba terlompat berdiri sambil megap-megap. Ternyata ia tersedak kacang. Untunglah seorang agen berhasil menolongnya mengeluarkan kacang itu."

Tahun 1978 akhirnya Marty ditugaskan di tempat yang tertinggi: satuan kawal Dinas Rahasia di "Crown", Gedung Putih. Presiden waktu itu adalah Jimmy Carter, yang dijuluki Deacon (diakon = ulama).