Find Us On Social Media :

Selalu Gunakan Pakaian Laki-laki, Inilah Kisah Kontroversi Ratu Kristina dari Swedia, Benarkah Keputusannya Tidak Ingin Menikah Karena Dia Terlibat ‘Percintaan’ dengan Dayangnya yang Perempuan?

By K. Tatik Wardayati, Selasa, 12 April 2022 | 13:30 WIB

Ratu Kristina dari Swedia, yang selalu mengenakan pakaian pria.

Sementara, Ratu Kristina menginginkan untuk mengakhiri perang, jadi dia mengirim perwakilannya sendiri untuk menengahi perjanjian damai.

Ratu Kristina sejak kecil terpesona oleh agama Katolik, namun dia adalah putri seorang Raja yang beragama Protestan yang berjuang untuk membatasi pengaruh gereja Katolik di wilayah Baltik, dan diharapkan dia menjadi seorang Lutheran setia.

Setelah ditunda selama enam tahun, pada tahun 1650, Kesitina mendapatkan penobatannya, dengan upacara yang berlangsung selama berhari-hari tanpa penghematan biaya, dengan sutra halus impor dari Prancis dan Ratu berhias permata.

Perayaan mahal ini dianggap menjijikkan bagi bangsawan Swedia.

Setelah beberapa tahun berkuasa, rumor pun mulai keluar dari Istana Kerajaan di Stockholm, karena ratu dan dayangnya, Ebba ‘Belle’ Sparre, sangat dekat, bahkan sering tidur di ranjang yang sama, mereka dituduh memiliki hubungan emosional, meski tidak terbukti bahwa mereka sepasang kekasih.

Hanya saja, Sang Ratu sering mengenakan pakaian stereotip ‘laki-laki’, yang tentu saja banyak dikomentari oleh orang-orang zaman itu, melansir History of Yesterday.

Rupanya, diketahui dengan pasti bahwa Ratu tidak pernah berniat menikahi seorang pria.

Bahkan ketika sepupu pertamanya, Charles Gustav, jatuh cinta padanya, Kristina menolak uang mahar dan malah menyatakan dia sebagai ahli warisnya, dan karena sudah memiliki ahli waris, itu berarti tidak ada lagi yang meminta Kristina untuk menikah dan memiliki anak.

Pada tanggal 16 Juni  1654, Ratu Kristina Augusta turun takhta dari takhta Swedia, dengan alasan masalah kesehatan, dan bahwa peran memerintah suatu negara ‘menantang’ untuk dikerjakan seorang wanita.

Namun, diyakini bahwa dia turun takhta karena ingin menjadi seorang Katolik, Charles pun menjadi Charles X Gustav.

Dengan bantuan seorang Jerman, Ratu Kristina berkendara melintasi Denmark mengenakan pakaian pria, dengan barang bawaan termasuk koleksi buku langka, pakaian, dan perhiasan mahal, serta sejumlah besar mata uang diangkut dengan kapal ke Roma.

Pada bulan September 1654, Kristina Augusta tiba di Italia, lalu bulan November dia mengumumkan pertobatannya ke Katolik, mengubah nama tengahnya Augusta menjadi Alexandra.

Kristina menghabiskan sisa hidupnya di Roma, bersosialisasi dengan penduduk kaya kota, berkenalan dengan empat paus yang memerintah Vatikan selama waktunya di Roma.

Dia terus mengenakan pakaian yang biasanya dikenakan oleh pria, namun dia menemukan penerimaan sosial di antara para seniman Roma, menjadi pelindung pada musisi, pelukis, dan pematung, dan menentang antisemitisme di Italia.

Ratu Kristina meninggal pada tahun 1689, pada usia 63 tahun.

 Baca Juga: Kegilaan Ratu Swedia Eleonora, Tiga Kali kehilangan Nyawa Anaknya, Setelah Melahirkan Bayi Keempatnya Malah Ketakutan Setengah Mati Sampai Berulang Kali Mencoba Bunuh Putrinya Sendiri

 Baca Juga: Sebut Putrinya Sebagai ‘Monster’ Bahkan Mencoba Membunuhnya Beberapa Kali, Inilah Ratu Maria Eleonora dari Brandenburg, Alami Depresi Ketika Ditinggal Suaminya Perang

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari