Find Us On Social Media :

Sikapnya Dianggap Mirip Tetangga Indonesia, Negara Ini Buru-buru Didekati Zelensky Demi Incar Satu Senjata Supercanggih, Tapi Malah 'Kecele'

By K. Tatik Wardayati, Selasa, 12 April 2022 | 11:35 WIB

Menteri Pertahanan Korea Selatan Suh Wook, menegaskan kembali sikap prinsip negaranya untuk tidak mengirim senjata mematikan ke negara yang dilanda perang.

Kementerian Pertahanan Korsel telah menolak permohonan Ukraina untuk persenjataan mematikan anti-pesawat karena ‘sikap berprinsip’.

Penolakan itu disampaikan sebelum pidato virtual Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di parlemen Korsel.

Seperti dilaporkan oleh This Week in Asia, Menteri Pertahanan (Menhan) Korsel Suh Wook melakukan panggilan telepon dengan Menhan Ukraina Aleksey Reznikov, dan selama percakapan panglima militer Seoul menegaskan kembali sikap prinsip negaranya untuk tidak mengirim senjata mematikan ke negara yang dilanda perang.

“Menteri pertahanan Ukraina meminta senjata untuk pertahanan udara dan Menteri Suh dengan sopan mengulangi sikap prinsip pemerintah Korea Selatan bahwa bantuannya terbatas pada bahan yang tidak mematikan,” ujar seorang pejabat Korea yang diidentifikasi berbagi informasi dengan media tersebut.

Presiden Zelensky berpidato di Majelis Nasional Korea Selatan, dan berusaha meminta lebih banyak dukungan dari Seoul untuk perlawanan Kiev terhadap pasukan Rusia yang beroperasi di Ukraina.

Ketika menghadiri pertemuan dengan para pemimpin NATO, Menteri Luar Negeri (Menlu) Korea Selatan Chung Eui-yong berjanji negaranya akan mengalokasikan tambahan USD30 juta untuk bantuan kemanusiaan ke Ukraina.

Bahkan sebelumnya, Korea Selatan juga telah memberi Ukraina pasokan militer yang tidak mematikan seperti helm antipeluru, selimut, dan perlengkapan medis, dengan nilai keseluruhan telah melebihi USD800.000.

Pada 24 Februari 2022, Rusia mulai melancarkan operasi militer dengan skala besar terhadap Ukraina, menyusul kegagalan Ukraina mengimplementasikan ketentuan perjanjian Minsk yang ditandatangani pada tahun 2014, dan pengakuan Rusia atas kemerdekaan republik Donbass, Donetsk, dan Luhansk.

Sekarang Rusia menuntut agar Ukraina secara resmi menyatakan dirinya sebagai negara netral yang tidak akan bergabung dengan blok militer NATO yang dipimpin AS.

Kiev bersikeras bahwa serangan Rusia tidak beralasan dan membantah klaim pihaknya berencana merebut kembali dua wilayah yang memisahkan diri dengan paksa.

 Baca Juga: Bak Senjata Makan Tuan, Sok-sokan Serang Pakai Asam Nitrat, Pasukan Rusia Malah Kena Batunya Sendiri Gara-gara Hal Ini, Kepulan Asap Langsung Membumbung Tinggi

 Baca Juga: Merasa Yakin Setengah Mati Semua Ucapannya Ditelan Mentah-mentah oleh Barat, Zelensky Kesal Bukan Main saat Tahu Ada Pemimpin Eropa yang Memintanya Lakukan Hal Ini

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari