Find Us On Social Media :

Indonesia Kena Kecam Barat Gara-Gara Tak Keluarkan Rusia dari G20, Media Australia Ini Malah Bongkar Jasa Besar Uni Soviet Pada Indonesia di Masa Lalu dan Hubungan Dengan Ukraina

By Afif Khoirul M, Sabtu, 9 April 2022 | 15:43 WIB

(ILUSTRASI) Presiden Jokowi bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin, di sela-sela KTT APEC, di Beijing, Senin (10/11/2015).

Menanggapi hal itu, media Australia ABC News Australia menyoroti hubungan Indonesia dengan Uni Soviet di masa lalu sebagai salah satu faktornya.

Mengutip pendapat, Sejarawan Triyana Bonnie Triyana mengatakan kedekatan historis antara Indonesia dan bekas Uni Soviet, yang merentang sejak 1950-an, telah memengaruhi posisi Indonesia dalam krisis Ukraina sekarang.

Selain mendukung pencalonan Indonesia sebagai anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa di masa lalu.

Indonesia juga menerima pinjaman lunak dari Uni Soviet sebesar 12,5 juta dolar AS untuk membangun arena dan stadion olahraga, untuk membantu memenuhi ambisi presiden saat itu Sukarno menjadi tuan rumah Asian Games 1962.

Indonesia dan Uni Soviet juga terlibat dalam kesepakatan militer dan senjata, Indonesia membeli helikopter, kapal selam, rudal, kapal dan pesawat dari Uni Soviet senilai 450 juta dollar AS pada tahun 1961.

Dan pada tahun yang sama, Angkatan Bersenjata Soviet membantu Indonesia dalam Operasi Trikora untuk merebut kembali Hindia Belanda.

Namun, lanjutnya, Indonesia juga memiliki kedekatan sejarah dengan Ukraina.

Ukraina, ketika masih Republik Sosialis Soviet Ukraina, adalah negara pertama yang mengusulkan agar kemerdekaan Indonesia dari Belanda dibahas di Dewan Keamanan PBB.

"Berkat usulan (kepala delegasi Ukraina Dmitry) Mauilsky, sengketa Indonesia-Belanda kemudian menjadi sengketa internasional yang utuh," kata Triyana.

Pemerintah Indonesia sendiri telah menegaskan bahwa terkait krisis di Ukraina, Indonesia terus menjaga hubungan baik baik dengan Rusia maupun Ukraina.

Meskipun ada dukungan untuk Ukraina di antara 270 juta penduduk negara itu, banyak orang Indonesia telah menyatakan simpati dan dukungan untuk Rusia secara online .

Analis menyarankan itu sebagian karena disinformasi atau misinformasi, tetapi juga tentang persepsi kemunafikan AS.