Find Us On Social Media :

Awetkan Jenazah Suaminya Untuk Amankan Suksesi Anaknya, Inilah Kisah Nurbanu Sultan, Ibu Suri Saleh dari Kekaisaran Ottoman, Diplomat Cerdik, yang Selamatkan Budak dan Lindungi Pedagang Yahudi

By K. Tatik Wardayati, Kamis, 7 April 2022 | 08:40 WIB

Nurbanu Sultan, ibu Suri Kekaisaran Ottoman. (dalam sebuah film)

Intisari-Online.comNurbanu Sultan merupakan salah satu tokoh paling berpengaruh di Kekaisaran Ottoman.

Dia menjadi selir favorit dan akhirnya menjadi istri Selim II, putra Suleyman dan Roxelana.

Tetapi, kekuatan Nurbanu Sultan meningkat ketika dia menjadi ibu suri Murad III, yang memerintah sebagai ibu suri sampai kematiannya.

Seperti ibu mertuanya, Roxelana, Nurbanu juga dikenal sebagai seorang dermawan, dengan membangun sekolah, pemandian, dan dapur umum.

Warisannya yang terkenal dan abadi adalah Masjid Atik Valide.

Nurbanu adalah seorang wanita bangsawan yang dilahirkan sebaagai Cecelia Venier Baffo pada tahun 1525, merupakan putri tidak sah dari Niccolo Venier, Adipati Pulau Paros.

Nurbanu ditangkap pada usia dua belas tahun pada tahun 1537 oleh laksamana Ottoman, Barbarossa-Hayreddin Pasha.

Tentu menjadi pengalaman traumatis bagi Cecelia ketika berubah dari seorang wanita bangsawan menjadi seorang budak, namun dia memanfaatkan situasinya sebaik mungkin.

Dia menjadi selir untuk Pangeran Selim, cantik dan cerdas, membuat dia menarik perhatian Pangeran Selim dan melahirkan seorang putri.

Nurbanu kemudian melahirkan tiga putri dan akhirnya seorang putra yang dirindukan pada tahun 1546.

Selama berada di harem Pangeran di Manisa, Nurbanu menjaga hubungan baik dengan Roxelana, kemudian dia pun mengikuti jejak ibu mertuanya.

Ketika Selim naik takhta pada tahun 1566 pada usia empat puluh dua, putranya, Murad, adalah pewaris ayahnya, namun karena dia adalah satu-satunya putra, Selim memutuskan untuk memiliki anak laki-laki lain dari selir lain, jika Murad meninggal sebelum dia bisa menjadi sultan.

Meskipun mengambil selir lain, namun ini tidak mengurangi posisi Nurbanu, karena dia tetap menjadi kepala harem Selim.

Nurbanu juga menjadi favorit Selim dan kekasihnya. Sesaat sebelum kematiannya, Selim II menikahi Nurbanu, dan dia menjadi ratunya.

Ketika Selim meninggal pada tahun 1574, Nurbanu mengamankan suksesi putranya dari saudara-saudara tirinya yang lain dengan mengawetkan jenazah suaminya dalam es sampai Murad datang ke ibu kota.

Nurbanu  juga menyuruh wazir agung menyembunyikan kematian sultan.

Maka, Nurbanu dengan aman menobatkan putranya sebagai sultan, dan tidak seperti generasi sebelumnya, tidak ada pertumpahan darah.

Karena alasan inilah, Murad sangat menghormati dan mengandalkan ibunya. Nurbanu pun menjadi ibu suri dan wanita paling berkuasa di Kesultanan Ottoman.

Sebagai ibu suri, Nurbanu adalah seorang diplomatik cerdik, tidak hanya melindungi rakyat Ottoman, tetapi juga menyelamatkan budak dan melindungi pedagang Yahudi.

Dia juga memelihara hubungan baik dengan Venesia dan Prancis, bahkan seorang duta besar Venesia, seperti melansir History of Royal Women, mengklaim, “Dia telah melakukan banyak kebaikan untuk saya.”

Nurbanu juga tetap menjalin hubungan diplomatik yang baik dengan Catherine de Medici, dengan mengundang Catherine untuk mengirim duta ke Istanbul demi mempertahankan hubungan mereka dan memperbarui hak istimewa perdagangan Prancis di dalam kekaisaran.

Tidak hanya itu, Nurbanu juga dikenal karena sumbangan amalnya, salah satunya terletak di Uskudar Asia, tempat dia membangun masjid, sekolah, permandian, dan dapur umum.

Nurbanu juga menjadi wanita pertama yang mendirikan perpustakaan di ibu kota Istanbul, terdiri dari enam belas Al-Qur’an, beberapa dari abad keenam belas terakhir dan ditugaskan oleh Nurbanu sendiri.

Kemudian warisan abadinya adalah Masjid Atik Valide, yang selesai dibangun pada tahun 1583, tahun yang sama ketika Nurbanu meninggal.

Masjid Atik Valide dibangun oleh Sinan, arsitek terbesar Kekaisaran Ottoman, yang menjadi pekerjaan terakhirnya karena dia membangunnya pada usia delapan puluh tahun.

Masjid Nurbanu yang pertama dibangun di ibu kota oleh seorang wanita dari dinasti yang memiliki dua menara.

Nurbanu akhirnya meninggal pada bulan Desember 1583, dan diberi banyak penghargaan setelah kematiannya.

Pada pemakaman ibunya, Murad seharusnya tetap berada di istana selama pemakaman, namun sebaliknya, dia menghadiri pemakaman ibunya.

Murad terus menemani peti mati ibunya dengan berjalan kaki, menangis, ke masjid Mehmed Sang Penakluk.

Selama empat puluh hari, negarawan, petinggi, dan pejabat agama harus memberi penghormatan kepada makam Nurbanu.

Murad juga melanggar tradisi dengan menguburkan ibunya bersama ayahnya, maka jadilah Nurbanu menjadi selir pertama dari dinasti yang dimakamkan bersama dengan sultan, yang adalah tuannya.

Nurbanu menjadi salah satu ratu besar dalam sejarah, meskipun tidak begitu dikenal seperti beberapa ratu besar lain dari generasinya.

Tetapi, dia adalah wanita kuat pada masanya, dan belas kasihnya kepada orang miskin di Kekaisaran Ottoman membuatnya menjadi seorang dermawan yang sangat terkenal.

Baca Juga: Kisah Tragis Permaisuri Cantik Gulbahar Mahidevran Sultan, Selir Utama Kekaisaran Ottoman yang Dibayangi-bayangi Selir Lain, Anak dan Cucunya Dieksekusi Karena Merasa Takhta Kekaisaran Terancam

 Baca Juga: Haus Kekuasaan dan Ambisius Hingga Harus Bunuh Putranya Sendiri, Inilah Kosem Sultan, Salah Satu Wanita Kuat di Kekaisaran Ottoman, yang Memerintah Selama Hampir 30 Tahun, Hidupnya Berakhir Tragis

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari