Jadi Incaran Militer Rusia Ketika Perang ke Ukraina, Akhirnya Presiden Ukraina Buka Suara Ungkap Seluk Beluk Batalian Azov, Unit Militer Ukraina yang Dituduh Berbau Nazi

Afif Khoirul M

Penulis

Batalion Azov, pasukan 'penyelamat' Ukraina yang justru akan memudahkan serangan Rusia ke Ukraina

Intisari-online.com - Dalam sebuah wawancara dengan media AS pekan lalu, Presiden Ukraina untuk pertama kalinya.

Secara terbuka mengungkapkan pandangannya tentang Batalyon Azov, unit tempur tentara Ukraina dan target perburuan utama pasukan Rusia.

Batalyon Azov sempat dituding oleh Rusia membawa ideologi Nazi, hal ini tercermin dari lambang yang dibawanya mirirp swastika Nazi.

Tampil di Fox News pada 1 April, Zelensky ditanya oleh presenter tentang Batalyon Azov, yang diyakini ekstremis, dan perannya di jajaran militer Ukraina.

Menurut Sputnik, ini jarang terjadi ketika saluran media Barat mengajukan pertanyaan seperti itu kepada Zelensky.

"Saya ingin mengklarifikasi satu masalah, yaitu tentang Batalyon Azov, unit sukarelawan dengan ideologi sayap kanan. Jadi bagaimana orang Amerika bisa tahu tentang kekuatan ini?," tanya pembawa acara Bret Baier.

"Azov adalah salah satu dari banyak batalyon pertempuran. Mereka berpartisipasi dalam pertahanan negara," jawab Zelensky.

"Pada tahun 2014, mereka adalah kekuatan tempur spontan. Beberapa anggota melanggar hukum dan dihukum, beberapa masuk penjara," katanya.

Baca Juga: Nyaris Tak Disorot Dunia,Segini Kekuatan Senjata Nuklir Inggris, Mampu Meluncur Sejauh 12.000 Km dengan Kekuatan 8 Kali Bom Atom Hiroshima

Baca Juga: Pantas Saja Memilih Bungkam Saat Dimintai Jaminan Keamanan Pada Ukraina, Terkuak Alasan China Ogah Menjamin Keamanan Ukraina, Ternyata Tindakan Barat Ini Jadi Patokannya

"Para pejuang Azov bukan lagi agen bebas, mereka adalah bagian dari tentara Ukraina. Tidak ada seorang pun yang kebal hukum," tambah Zelensky.

Batalyon Azov dibentuk pada Mei 2014 oleh kelompok sukarelawan di kota Berdyansk, Ukraina tenggara.

Menurut Sputnik, Batalyon Azov adalah organisasi ideologi sayap kanan yang berpartisipasi dalam penindasan komunitas Ukraina berbahasa Rusia di tengah pemberontakan yang meluas.

Di Mariupol, batalion Azov mengalahkan pemberontak pro-Rusia setelah lebih dari sebulan pertempuran, mengambil kendali penuh kota pada 14 Juni 2014.

Kantor Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia pernah menyusun laporan tentang tindakan kriminal Batalyon Azov, menurut Sputnik.

Batalyon Azov baru-baru ini terus menarik perhatian sebagai kekuatan yang terlibat dalam pertahanan Mariupol.

Pekan lalu, militer Rusia mengumumkan dimulainya serangan terhadap sisa-sisa Batalyon Azov di Mariupol.

Pada 1 April, Rusia mengatakan bahwa dua helikopter yang dikirim oleh Ukraina untuk mengevakuasi komandan Batalyon Azov telah ditembak jatuh di kota ini.

Artikel Terkait