Find Us On Social Media :

Dunia Kelimpungan Bayangkan Tak Bisa Lagi Dapat Pasokan Gas dari Rusia, Kabar Gembira Datang dari Industri Migas Indonesia yang Kini Digadang-gadang Bisa Geser Pasokan Rusia

By May N, Selasa, 5 April 2022 | 18:07 WIB

Fasilitas gas alam Masela di Laut Arafura. Indonesia akan menggunakan industri gas alam untuk menggantikan industri batubara dan mencapai karbon netral tahun 2060

Menutupi luasan 6.656 kilometer persegi, Blok Agung I terletak di laut dalam lepas pantai Bali dan Jawa Timur, sementara Blok Agung II menutupi area seluas 7.970 kilometer persegi terletak di laut dalam lepas pantai Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Jawa Timur.

Berdasarkan pernyataan raksasa migas tersebut, keputusan pemerintah untuk memberikan BP 100 persen saham di dua blok tersebut menunjukkan posisi perusahaan sebagai mitra terpercaya Indonesia, di mana ia berencana untuk terus memperluas kehadiran dan komitmennya.

“Penambahan Blok Agung I dan Agung II ke dalam portofolio kami mencerminkan komitmen berkelanjutan kami untuk berinvestasi dan mengembangkan bisnis kami di Indonesia. Kami berterima kasih kepada pemerintah Indonesia, khususnya Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dan SKK Migas atas dukungannya yang berkelanjutan dan kami berharap dapat bekerja sama dengan mereka di tahun-tahun mendatang.” Zaki menambahkan.

Ketika membicarakan kegiatan BP di tempat lain, perlu dicatat bahwa perusahaan menandatangani kesepakatan dengan Eni bulan ini untuk membentuk perusahaan independen 50/50 baru di Angola melalui kombinasi bisnis kedua perusahaan Angola.

Atas anugrah ini, BP meningkatkan cadangan sampai hampir 30 triliun kaki kubik (TCF) sementara mereka berupaya menyelesaikan kereta produksi di fasilitas LNG Tangguh di Papua Barat, Indonesia, yang sudah lama tertunda.

BP adalah raksasa migas milik Inggris dan Amerika Serikat.

Mengingat posisinya yang sangat strategis di dunia Barat, tidak mungkin cadangan di Indonesia akan mereka sia-siakan untuk dijual ke negara-negara yang membutuhkannya setelah kesulitan mendapatkan migas dari Rusia.

Baca Juga: Pantas Saja Rusia Ngotot Ingin Dibayar dengan Mata Uang Rubel, Ternyata Ini Dampaknya Bagi Rusia sampai Paksa Negara-negara Membayar Gunakan Rubel