Penulis
Intisari-Online.com - Kementerian Pertahanan Rusia mengecam rekaman "pembantaian" di kota Bucha Ukraina.
Dia menganggapnya sebagai agitasi buatan Kiev untuk media Barat.
Melansir Sputniknews.com, Senin (4/4/2022), mereka dengan tegas menyangkal tuduhan bahwa Rusia berada di balik pembunuhan warga sipil di kota itu.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov menyebut situasi di sekitar kota Bucha di Ukraina sebagai "serangan palsu lainnya" yang coba digunakan Ukraina untuk melawan Rusia.
"Kami meminta pertemuan mendesak Dewan Keamanan mengenai masalah khusus ini."
"Provokasi seperti ini adalah ancaman langsung terhadap perdamaian dan keamanan internasional", kata Lavrov dalam pertemuan dengan Wakil Sekretaris Jenderal untuk Urusan Kemanusiaan Martin Griffiths.
Menurut diplomat top Rusia itu, adegan mengerikan di Bucha dipentaskan setelah pasukan Rusia meninggalkan kota, dengan pihak berwenang Ukraina, dibujuk oleh "pelindung Barat" mereka, mempromosikan "video palsu" dari Bucha melalui media sosial.
"Prajurit Rusia meninggalkan kota ini pada tanggal 30 Maret, pada tanggal 31 Maret walikota kota dengan sungguh-sungguh mengatakan bahwa semuanya beres."
"Dan dua hari kemudian kami melihat bagaimana pertunjukan itu diselenggarakan di jalanan."
"Sekarang mereka mencoba menggunakannya untuk tujuan anti-Rusia", Lavrov menjelaskan.
Pernyataan Lavrov dilontarkan setelah media Ukraina dan Barat menuduh Rusia berada di balik pembunuhan massal warga sipil di kota Bucha.
Ukraina menyebarkan rekaman yang menunjukkan mayat berserakan di jalan-jalan kota di wilayah Kiev.
Moskow dengan tegas membantah bahwa Rusia berada di balik pembunuhan itu.
Moskow juga menyebut rekaman dari Bucha sebagai "provokasi lain" yang diproduksi oleh Kiev khusus untuk media Barat.
(*)