Ukraina Siap Menukar Tawanan Perang dan Kembalikan Mayat Tentara Rusia ke Keluarganya, Namun Begini Sikap Putin yang Dinilai 'Dingin'

Muflika Nur Fuaddah

Penulis

(Ilustrasi) Perang Rusia dan Ukraina - Vladimir Putin dan Volodymyr Zelensky

Intisari-Online.com - Israel bisa menjadi penjamin keamanan untuk Ukraina sesuai dengan apa yang dibahas dalam pembicaraan damai antara Rusia dan Ukraina.

Sekretaris Pers Rusia Dmitry Peskov mengatakan pada hari Selasa bahwa nasib negosiasi antara Rusia dan Ukraina dapat diputuskan pada hari Rabu, menurut Interfax.

Pembicaraan antara Rusia dan Ukraina dimulai di Turki pada Selasa tanpa jabat tangan, lapor televisi Ukraina sebagaimana diwartakan Jpost, Selasa (29/3/2022).

"Sambutannya dingin, tidak ada jabat tangan," kata seorang reporter Ukraina, tanpa menjelaskan apakah dia telah menyaksikan pertemuan delegasi atau diberitahu oleh para pejabat.

Miliarder Roman Abramovich, salah satu oligarki Rusia yang mendapat sanksi dari Barat atas invasi Moskow ke Ukraina, menghadiri pembicaraan damai antara delegasi Ukraina dan Rusia di Istanbul pada Selasa.

Negosiator Rusia mendarat di Istanbul menjelang putaran lain pembicaraan gencatan senjata dengan perwakilan Ukraina, outlet berita milik negara Rusia TASS melaporkan pada hari Senin.

Pembicaraan akan dimulai pada pukul 22:30 waktu setempat di Istana Dolmabahce, yang terbesar di Istanbul, outlet berita Ukraina Ukrinform melaporkan.

Delegasi dari Kyiv dan Moskow dijadwalkan bertemu dengan presiden Turki Recep Tayyip Erdogan sebelum dimulainya pembicaraan.

Baca Juga: Pantas Mati-matian Dibenci Rusia, Terungkap Batalion Azov Lakukan Kejahatan-kejahatan yang Sengaja Ditutupi Barat Ini

Baca Juga: Padahal Alot Diajak Negosiasi, Mendadak Rusia Hilangkan Syarat Ini Jika Ingin Gencatan Senjata, Bahkan Diizinkan Bergabung dengan Eropa, Apa Alasannya?

Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba pada hari Senin mengatakan tujuan paling ambisius Ukraina pada pembicaraan dengan Rusia di Turki minggu ini adalah untuk menyetujui gencatan senjata.

"Program minimumnya adalah pertanyaan kemanusiaan, dan program maksimumnya adalah mencapai kesepakatan tentang gencatan senjata," katanya di televisi nasional.

Turki adalah salah satu negara yang dapat menawarkan jaminan keamanan Kyiv sebagai bagian dari kesepakatan dengan Rusia untuk mengakhiri perang di Ukraina, kata seorang pejabat senior Ukraina, Senin.

"Turki adalah salah satu negara yang bisa menjadi penjamin keamanan kami di masa depan," kata Ihor Zhovkva, wakil kepala kantor Zelensky, menjelang pembicaraan damai yang dijadwalkan antara Kyiv dan Moskow di Turki.

Kyiv mengatakan pihaknya menginginkan jaminan keamanan yang mengikat secara hukum yang akan menawarkan perlindungan Ukraina dari sekelompok sekutu jika terjadi serangan di masa depan.

Negosiasi dengan Rusia belum membuat banyak kemajuan, tetapi Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan pada Minggu malam bahwa Rusia telah membuat pernyataan publik tentang tuntutan "denazifikasi" dan demiliterisasi untuk menunda pembicaraan.

Meskipun pembicaraan dilanjutkan di Turki, Putin tampaknya tidak siap untuk membuat kompromi untuk mengakhiri perang di Ukraina, kata seorang pejabat senior AS, Senin.

"Semua yang saya lihat adalah dia tidak mau berkompromi pada saat ini," kata pejabat senior Departemen Luar Negeri AS kepada Reuters.

Baca Juga: 7 Jenderal Rusia 'Dibantai' Ukraina, Terkuak Perkara Inilah yang Jadi Titik Lemah Rusia di Perang Ukraina

Baca Juga: Kebakaran Jenggot Negara-negara NATO Tak Bisa Nikmati Gas Rusia Secara Gratis, AS Sampai Kirim 6 Pesawat Pengacau Radar ke Negara yang Paling Ingin Dapat Gas Gratis Rusia Ini

Zelensky mengatakan pada Minggu malam bahwa Ukraina siap untuk menukar tawanan perang, bahkan tanpa penghentian permusuhan.

Zelensky juga mengatakan bahwa Ukraina tidak ingin meninggalkan mayat tentara Rusia yang terbunuh di wilayahnya, tetapi ingin mengembalikannya ke keluarga mereka.

Menteri Luar Negeri Yair Lapid membuat pernyataan melalui Twitter pada Selasa malam setelah hari pembicaraan, mengungkapkan keprihatinan terhadap warga sipil di Mariupol dan menyerukan agar mereka diberikan jalur evakuasi yang aman.

"Israel menyatakan keprihatinan mendalam mengenai situasi kemanusiaan yang mengerikan di Mariupol dan menyerukan Rusia untuk menghentikan pertempuran dan memungkinkan evakuasi warga sipil ke tempat yang aman," katanya dalam tweet-nya.

Baca Juga: Rusia Kerahkan 1.000 Tentara Bayaran 'Super Rahasia' ke Ukraina Timur yang Cara Awal Merekrutnya dengan Diundang 'Piknik Menyantap Lemak Babi'

Baca Juga: Bisa Berakhir Jadi Ukraina Berikutnya, Terungkap Daftar Negara-negara Eropa Ini Bisa Jadi Sasaran Amukan Rusia Berikutnya, Apa Alasannya?

(*)

Artikel Terkait