Pantas Saja Dunia Langsung Ketar -Ketir Ketika Rusia Umumkan Gunakan Mata Uang Rubel Jika Ingin Membeli Gasnya, Ternyata Peraturan Itu Bisa Mengacaukan Eropa Ini Alasannya

Afif Khoirul M

Penulis

Presiden Rusia Vladimir Putin

Intisari-online.com - Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan bahwa jika saat ini negara-negara "tidak bersahabat" masih menolak untuk membayar dalam rubel.

Mereka akan dihentikan pasokan gasnya oleh Rusia.

RT pada 28 Maret melaporkan bahwa Presiden Rusia Putin telah menetapkan tanggal kapan Barat harus beralih menggunakan rubel untuk membeli gas dari negara ini sebagai 31 Maret.

Putin telah memberi wewenang kepada pemerintah, bank sentral, dan Gazprombank untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan.

Untuk memaksa "negara-negara yang tidak bersahabat" mentransfer semua pembayaran untuk gas Rusia ke rubel, demikian diumumkan surat kabar Kremlin.

"Langkah ini berlaku untuk negara-negara anggota Uni Eropa (UE) dan sejumlah negara lain yang telah menjatuhkan sanksi kepada pemerintah dan warga Rusia," kata pernyataan di situs resmi Kremlin.

Sebelumnya, pada 23 Maret, Presiden Rusia Putin mengumumkan bahwa ia akan berusaha memaksa negara-negara "tidak bersahabat" untuk membeli gas Rusia dalam rubel.

Rusia saat ini memasok sekitar 40% dari gas yang dikonsumsi oleh Eropa.

Baca Juga: Pantas Tak Gentar Walau Terancam Dimusuhi Seisi Bumi, Musuh Rusia Saja Malah Terang-terangan Sebut Dunia Membutuhkan Rusia, Ini Penyebabnya

Baca Juga: Perlawanan Belum Padam Meski Seluruh Negaranya Sudah Remuk Total Dihajar Rusia, Ukraina Malah Sesumbar Punya Senjata Baru Ini yang Bisa Bikin Rusia Ketakutan, Apa Itu?

Menurut beberapa ahli, fakta bahwa Rusia memaksa banyak negara untuk membayar kontrak gas dalam rubel dapat menyebabkan perdagangan Eropa menjadi kacau.

Langkah Rusia dilakukan saat negara itu mengalami kekurangan dolar akibat sanksi dari AS dan Barat.

Dalam perkembangan lain, untuk memperkuat hubungan perdagangan dengan Rusia tanpa menghadapi hambatan dolar AS.

India pada 28 Maret mengumumkan sedang mencari cara untuk menyelesaikan kontrak dengan Rusia dalam mata uang rupee.

"Perjanjian ini akan memungkinkan India dan Rusia untuk berdagang tanpa dolar," A Sakthivel, presiden Federasi Eksportir India (FIEO) mengatakan kepada CNBC.

Menurut Sakthivel, India dapat mengambil manfaat dari sanksi yang telah dijatuhkan AS terhadap Rusia.

Eksportir dan investor India dikatakan mendapatkan akses ke pasar Rusia karena banyak bisnis Barat menarik diri.

Pembayaran rupee juga memungkinkan India untuk terus mengimpor bahan bakar dan barang-barang Rusia.

Pada tahun 2021, India mengimpor lebih dari 6,9 miliar dollar AS barang Rusia, termasuk senjata, peralatan militer, bahan bakar, pupuk, berlian.

Pada 14 Maret, India menandatangani kontrak baru untuk membeli 3 juta barel minyak dari Rusia.

Artikel Terkait