Find Us On Social Media :

Temui Sosok Pangeran 'Monster Haus Darah' dari Abad ke-15 yang Tebar Teror Secara Mengerikan, Disebut sebagai 'Drakula Nyata'

By Muflika Nur Fuaddah, Senin, 28 Maret 2022 | 20:13 WIB

Vlad III - Pangeran Haus Darah dari Abad ke-15

Intisari-Online.com - Mungkin Anda pernah mendengar sejumlah kisah fiksi mengenai Drakula yang haus darah.

Namun siapa sangka bahwa sosok semacam itu memang ada dalam sejarah?

Bukan seperti yang digambarkan di cerita-ceria fiksi, sosok haus darah ini adalah Vlad III.

Dia adalah seorang pangeran abad pertengahan yang dikenal pada masa kejayaannya sebagai Dracula karena haus akan darah.

Seperti nama panggilannya yang lain, "Vlad the Impaler," dia menunjukkan kecenderungannya untuk menghukum musuh-musuhnya secara brutal.

Namun sejarawan modern kebanyakan mengetahui kisah Vlad berdasar teks abad ke-15, baik selama dan setelah masa pemerintahan Vlad.

Keakuratan historis dari teks-teks ini - banyak yang ditulis oleh musuh Vlad - tidak dapat dikonfirmasi.

Apakah Vlad III monster, atau penguasa abad pertengahan seperti yang lainnya? Dunia mungkin tidak pernah tahu pasti.

Baca Juga: Sampai Buat Agama Baru Agar Bisa Poligami, Inilah Raja Henry VIII yang Berakhir Mengeksekusi Dua dari Enam Istrinya, Nasib Anaknya Tambah Mengerikan

 Baca Juga: Tragedi Kebidanan Ratu Maria Isabel dari Braganza, Istri Kedua Raja Spanyol Ferdinand VII, Jerit Kesakitan Dirasakannya Ketika Dilakukan Operasi Caesar untuk Keluarkan Bayinya yang Mati Sungsang

Vlad Pendendam

Pada 1442, Vlad III dan adik laki-lakinya, Radu, diserahkan kepada Sultan Murad II, yang saat itu menjadi penguasa Kekaisaran Ottoman.

Selama penahanan mereka, Vlad dan saudaranya diajari ilmu, filsafat dan seni.

Mereka juga diduga dididik dalam seni perang, menerima pelajaran menunggang kuda, dan ilmu pedang.

Terlepas dari apa yang dia pelajari dari para penculiknya, Vlad tidak senang menjadi tahanan.

Sebaliknya, adik laki-lakinya menyesuaikan diri dengan baik menjadi tawanan, menjalin persahabatan dengan putra Sultan, Mehmet II, dan akhirnya memeluk Islam.

Permusuhan ini mungkin menjadi motivasinya untuk berpihak pada Hongaria melawan Ottoman ketika ia akhirnya menjadi penguasa Wallachia pada 1448.

Vlad si Teroris

Baca Juga: Beginilah Ketika Raja Inggris Henry VIII Memisahkan Negaranya dari Katholik Roma dan 'Ciptakan' Agama Anglo-Saxon Tapi Malah Ciptakan Perang Abadi dengan Irlandia

 Baca Juga: Semasa Hidup Tega Lakukan Pembunuhan Pada Siapa Saja yang Dianggap Berbahaya, Inilah Herodes Raja Agung yang Berakhir Mengenaskan dengan Tubuh Dipenuhi Cacing di Akhir Hayatnya

Kekejaman Vlad didokumentasikan dengan baik dalam teks-teks sejarah, tetapi yang sering diabaikan adalah bagaimana dia menggabungkan kekejaman ini dengan kelicikan untuk meneror musuh-musuhnya.

Misalnya, metode eksekusi pilihannya, bukan hanya cara sadis untuk menyingkirkan lawan-lawannya, tapi juga untuk menakuti mereka.

Pada 1462, Mehmet II (pada saat itu, sultan Utsmani), menyerbu Wallachia.

Ketika dia tiba di ibu kota Targoviste, dia menemukan tempat itu kosong.

Namun sisa-sisa membusuk dari tawanan perang Ottoman, masing-masing tertusuk paku, adalah satu-satunya tentara yang menyambutnya.

Siksaan seperti itu digunakannya sebagai bentuk teror bagi musuh.

Vlad sang Vampir

Banyak sejarawan telah menyiratkan bahwa kisah Drakula fiksi karya Stoker diilhami oleh Vlad III.

Baca Juga: Dianggap Menghancurkan Kerajaannya, Raja Terakhir Dinasti Shang Ini Mati Membakar Dirinya Sendiri dengan Pakaian dan Perhiasan Mewah

 Baca Juga: Bak Pinang Dibelah Dua, Raja Inggris dan Kaisar Rusia Ini Sering Dianggap Anak Kembar, Ternyata 'Duo Putri Denmark' Inilah yang Jadi 'Biang Keladinya'

Beberapa sumber justru menyebut bahwa Vlad sendiri memang meminum darah manusia.

Dalam buku mereka tentang kesamaan antara Stoker's Dracula dan Vlad III - "In Search of Dracula" (Mariner, 1994) - Florescu dan McNally mengutip puisi Jerman abad ke-15 yang menggambarkan Vlad sebagai peminum darah.

Puisi itu menunjukkan bahwa Vlad suka makan di antara para korbannya yang tertusuk dan mencelupkan rotinya ke dalam darah mereka.

Tetapi interpretasi puisi ini secara tragis cacat.

Baca Juga: Jadi Negara Gagal Meski Punya Minyak Melimpah, Negara Miskin Ini Bak Ketiban Durian Runtuh, Disebut-sebut Akan Jadi 'Raja Minyak Dunia' Setelah Dibantu AS Gara-gara Perang Rusia-Ukraina

 Baca Juga: Bosan Pada Istrinya yang Tak Kunjung Punya Anak Laki-laki, Raja Henry VIII Nikahi Wanita Lain yang Akhirnya Malah Dihukum Pancung

(*)