Find Us On Social Media :

Memang yang Perang Rusia dan Ukraina, Tapi Siapa Sangka Asia Tenggara Diam-Diam Kena Imbasnya Juga Tanpa Disadari Sudah Mengalami Kerugian Besar Ini Gara-Gara Perang Tersebut

By Afif Khoirul M, Senin, 28 Maret 2022 | 12:52 WIB

Presiden Jokowi dan Presiden Rusia Vladimir Putin

Menurut ahli Wellian Wiranto dari OCBC Bank (Singapura), industri pariwisata Asia Tenggara menghadapi harapan pemulihan yang paling cerah dalam dua tahun terakhir, tetapi perang di Ukraina mungkin menutupi harapan ini.

Maybank mengatakan sebelum pandemi Covid-19, wisatawan Eropa menyumbang proporsi terbesar dari pengunjung internasional ke Thailand (sekitar 17%).

Di Indonesia dan Singapura, tarifnya masing-masing 13% dan 11%.

Analis di Maybank memperkirakan bahwa permintaan perjalanan dari wisatawan Eropa dapat menurun karena ekonomi lesu dan meningkatnya tekanan inflasi.

Khusus untuk pariwisata Thailand, konflik Rusia-Ukraina adalah risiko langsung karena turis Rusia menyumbang 5,4% pendapatan untuk industri tanpa asap di negara ini, tepat di belakang turis China (28%), dan turis Malaysia (5,6%).

Menurut Maybank, banyak turis Rusia yang membatalkan rencana mereka ke Thailand karena jatuhnya rubel, perjalanan, dan kesulitan pengiriman uang.

Baca Juga: Vladimir Putin Makin Terpuruk! Padahal Jadi Satu-satunya Harapan Rusia, Mendadak China Batalkan Investasi Senilai Rp7,1 Triliun, Bikin Ekonomi Rusia Kian Runtuh

Baca Juga: Punya Simpnan 6.000 Senjata Nuklir Siap Pakai, Bukan Mustahil Rusia Gunakan Senjata Nuklirnya Jika 4 Hal Ini Terjadi, Rusia Akan Langsung Gunakan Senjata Nuklirnya

Tekanan dari kenaikan harga pangan dan energi juga dapat mempengaruhi pemulihan ekonomi ASEAN.

Ahli Enrico Tanuwidjaja dari UOB Bank (Singapura) mengatakan bahwa ada banyak penelitian yang membuktikan hubungan antara inflasi dan pertumbuhan ekonomi.

Menurut sebuah studi tentang perekonomian Indonesia, setiap kenaikan poin persentase inflasi mengurangi pertumbuhan ekonomi sebesar 0,08 poin persentase.

Moody's Group (USA) juga percaya bahwa tekanan inflasi akan meningkat lebih cepat di negara-negara yang mengimpor bahan bakar dalam jumlah besar, seperti Laos dan Filipina.

Menghadapi serangkaian tantangan yang disebutkan di atas, Perusahaan Jasa Keuangan Morgan Stanley Asia bulan ini menurunkan pertumbuhan ekonomi tahunannya.

perkiraan untuk Singapura dari 4,8% menjadi 3,7%, Thailand dari 4,3% menjadi 3,3% dan Filipina dari 7,5% menjadi 7%.