Ukraina cepat mengecam "perang ekonomi" Rusia pada Uni Eropa dan upayanya "memperkuat Rubel."
"Namun Barat dapat menyerang Rusia dengan embargo minyak yang bisa menyebabkan ekonomi Rusia terjun," ujar penasihat presiden Ukraina Andriy Yermak di Telegram.
"Kini sudah menjadi perang ekonomi kunci, dan Barat harus secara kolektif memenangkannya," tambahnya.
Sanksi yang melumpuhkan
Menteri Ekonomi Jerman Robert Habeck, yang negaranya mengimpor 55% dari gas alam mereka dari Rusia sebelum konflik, mengatakan permintaan Putin adalah pelanggaran kontrak dan Berlin akan mendiskusikannya dengan mitra Eropa "bagaimana kami akan bereaksi akan itu."
Perusahaan energi OMV Austria mengatakan pada Rabu bahwa mereka akan tetap membayar gas Rusia dengan mata uang Euro walaupun Rusia mengumumkan pembayaran dengan Rubel.
"Kami tidak punya dasar lain untuk kontrak ini. Aku tidak akan melakukan hal lain," ujar CEO OMV Alfred Stern kepada televisi Austria.
Negara-negara Barat telah menumpuk sanksi melumpuhkan kepada Moskow sejak Moskow menyerang Ukraina.
Barat membekukan hampir USD 300 miliar sumber mata uang asing Rusia di luar negeri, sebuah gerakan yang disebut Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov sebagai pencurian.
Namun sementara AS melarang impor minyak dan gas Rusia, Uni Eropa, yang menerima sekitar 40% dari pasokan gasnya dari Rusia pada tahun 2021 telah mempertahankan pengiriman dari Moskow.