Dalam proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung, Indonesia tergoda dengan investasi China bahkan ketika Indonesia tengah membahas kerjasama dengan investor Jepang.
Hingga China memenangkan proyek kereta cepat tersebut dan terjadilah skandal.
Saat itu, China memenangkan persaingan dengan Jepang dalam pembangunan kereta cepat sepanjang 142,3 km tersebut.
Jepang mengajukan proposal dengan nilai 6,2 miliar dolar AS, sedangkan China mengajukan 5,5 miliar dollar AS.
Jepang menawarkan pinjaman dengan tenor 40 tahun dan bunga 0,1 persen.
Sementara China dengan tenor yang sama, menawarkan bunga pinjaman 2 persen.
Setidaknya, ada tiga alasan mengapa akhirnya pemerintah Indonesia memilih China ketimbang menggunakan teknologi Jepang yang sudah lebih dulu melakukan studi kelayakan dan menawarkan bunga utang jauh lebih rendah.
Yakni janji tanpa APBN, tanpa jaminan pemerintah, dan terbuka soal teknologi.
Polemik Kereta Cepat Jakarta Bandung sempat membuat hubungan Indonesia-Jepang merenggang.
Terlebih setelah Tokyo mengetahui kalau pemerintah Jokowi lalu berpaling ke China dalam proyek itu.