Find Us On Social Media :

Luput Dari Perhatian Dunia, Myanmar dan Korea Utara Diam-diam Sedang Dalam Misi Membuat Rudal Baru Padahal Sudah Diasingkan Dunia, Perang Rusia-Ukraina Penyebabnya!

By May N, Rabu, 23 Maret 2022 | 19:46 WIB

Kendaraan bersenjata dilihat dari parade menandai Hari Angkatan Bersenjata ke-72 di ibu kota Myanmar Nay Pyi Taw tahun 2017

Intisari - Online.com - Dengan Myanmar mendapat status terasing lama mereka setelah kudeta tahun lalu, Myanmar kini kesulitan untuk mendapatkan pasokan bantuan.

Akhirnya mereka beralih ke kawan lama Myanmar: Korea Utara.

Dilansir dari Asia Times dari kelompok peneliti independen di Yangon yang mengawasi militer Myanmar dan telah melakukan wawancara ekstensif dengan mantan pejabat dan pejabat yang tengah bertugas, hubungan Myanmar-Korea Utara mulai kembali normal setelah kudeta.

Kini, kerja sama dua negara terisolasi tersebut tampaknya adalah perkembangan rudal, seperti dikatakan kelompok peneliti lokal yang sama.

Hal ini juga ternyata pasokan senjata di masa depan tengah terpukul akibat perang Rusia-Ukraina.

Myanmar mulai menerima teknologi rudal balistik dari Korea Utara sejak 2008 dan lebih dari 20 pakar rudal Korea di negara itu sampai awal 2015.

Tidak pasti apakah beberapa dari mereka sudah kembali, tapi teknologi dan ilmunya pastinya diberikan ke Myanmar.

Diketahui juga bahwa 31 teknisi militer Myanmar dikirim ke Korea Utara untuk dua bulan latihan pada 2015 setelah Myanmar seharusnya memiliki hubungan yang buruk dengan Pyongyang.

Baca Juga: Digembor-gemborkan Bakal Digunakan Rusia pada Perang di Ukraina, Terkuak Ini Syarat Mutlak Rusia Jika Ingin Gunakan Senjata Nuklirnya

Baca Juga: Peduli Setan Dengan Ancaman Vladimir Putin, Donald Trump: Jika Saya Presiden Amerika, Saya Akan Mengirim Kapal Selam Nuklir ke Rusia dan Menembakkannya Berkali-kali

Kemitraan militer Myanmar dengan Korea Utara adalah salah satu masalah paling penting yang memicu AS dan Barat mengubah kebijakan Myanmar dari boikot dan sanksi menjadi keterlibatan pada awal 2010-an.

Kemudian, hubungan normal dengan Barat hanya dapat pulih jika Myanmar merusak hubungan mereka dengan Korea Utara dan menunjukkan tanda membuka politiknya.