Pada tanggal 5 Maret 2022, foto pecahan batu pembunuh yang digunakan oleh pengguna Twitter bernama ‘Lillian’ beredar di media sosial.
Dalam cuitannya, Lillian menggambarkan tiba di lokasi sendirian sebelum menyadari ‘batu terbelah dua dan talinya juga terlepas’.
Dia menambahkan, “Saya merasa seperti telah melihat sesuatu yang tidak boleh dilihat.”
Apa yang dibagikannya di media sosial itu menarik komentar spekulatif tentang apakah roh itu lolos dari batu setelah terperangkap selama 1.000 tahun.
Meskipun ramai, beberapa penduduk setempat memberikan penjelasan yang lebih masuk akal.
Menurut situs Snopes, Pusat Informasi Turis Kota Nasu menjelaskan kepada situs berita Jepang Yomiuri Shimbun, bahwa uap air dari hujan dan suhu beku kemungkinan merembes ke dalam retakan di permukaan batu, menyebabkan batu melemah dan pecah.
“Itu wajar, tapi mau bagaimana lagi, karena itu simbol daerah setempat,” jelas Masaharu Sugawara, pemandu wisata lokal berusia 83 tahun, yang memberi tahu Yomiuri Shimbun.
Menurut situs berita Jepang Shimotsuke Shimbun, para pejabat masih menentukan apa yang harus dilakukan dengan batu itu.
Seorang pejabat pariwisata berharap itu dapat dipulihkan, tetapi mungkin tugas yang sulit.