Find Us On Social Media :

Mengapa Banyak Terjadi Pemberontakan di Kerajaan Majapahit?

By Muflika Nur Fuaddah, Senin, 14 Maret 2022 | 16:35 WIB

(Ilustrasi) Mengapa banyak terjadi pemberontakan di Kerajaan Majapahit

2. Hasutan dari Ranggalawe, Lembu Sora, Nambi, untuk menjadi patih dari majapahit.

3. Kebencian karenana tidak mendapatkan imbalan yang sepadang dengan jasa-jasa mengabdinya pada Raden Wijaya (ayah dari Jayanegara)

4. Kebencian rakyat karena Jayanegara bukan keturunan asli Nusantara, melainkan ibunya seorang Melayu.

Di sisi lain, pemerintahannya juga menjadi awal kebangkitan Gajah Mada sebagai tokoh penting Majapahit karena berhasil menumpas serangkaian pemberontakan yang mengancam kerajaan.

Raja yang dibenci

Baca Juga: Bukan Majapahit, Inilah Kerajaan di Bumi Gajah Putih yang Menjadi Cikal Bakal Berdirinya Kerajaan Thailand Saat Ini, Sempat Kuasai Malaysia dan Negara Tetangga Ini

 Baca Juga: Tak Tahan dengan Kecantikan Ken Dedes, Tunggul Ametung Terpaksa Culik Wanita yang Bakal Lahirkan Raja-raja di Tanah Jawa, Nyawanya pun Berakhir Jadi Tumbal di Ujung Keris Seperti Kutukan Pendeta Ini

Dari Pararaton, diketahui bahwa Raja Jayanegara mempunyai julukan Kala Gemet, yang berarti jahat dan lemah.

Julukan ini disematkan karena sang raja memiliki kepribadian yang kurang baik dan dianggap lemah sebagai penguasa, sehingga banyak yang memberontak.

Salah satu tindakan buruk yang dilakukannya adalah mengurung adik tirinya, Tribhuwana Tunggadewi dan Rajadewi, agar tidak dinikahi orang lain.

Hal ini dilakukan karena Raja Jayanegara ingin menikahi keduanya supaya tidak perlu khawatir akan kehilangan takhtanya.

Namun, niatnya itu ditentang oleh Gayatri, ibu Tribhuwana Tunggadewi dan Rajadewi.