Intisari-Online.com -Kerajaan Singasari merupakan kerajaan terkuat yang ada di Jawa waktu itu dan mencuri perhatian salah satu Dinasti Yuan dari China.
Waktu itu penguasanya adalah Kubilai Khan Pada waktu itu Kubilai Khan mengirim utusannya untuk menarik upeti Kerajaan Singasari pada 1289.
Sudah beberapa kali Kubilai Khan mengirim utusan ke Jawa, yakni pada 1280, 1281, dan 1286.
Namun bukan upeti yang diperoleh tapi penolakan.
Utusan yang bernama Meng Khi tersebut menemui Kertanegara pada tahun 1289, dan memintanya takluk kepada Kubilai Khan.
Namun oleh Kertanegara justru disiksa dengandan memotong telinga utusan Kubilai Khan tersebut.
Kondisi itu membuat marah Kubilai Khan marah dan mengirimkan ekspedisi besar ke Jawa sebagai ungkapan kemarahan.
Ekspedisi tersebut untuk menghukum Raja Jawa, yakni Kertanegara.
Namun sebelum pasukan Mongol tiba di Jawa, Raja Kertanegera sudah terbunuh dan Kerajaan Singasari lengser antara tanggal 18 Mei dan 15 Juni 1292 akibat pemberontakan.
Raja Kertanegara dibunuh oleh Jayakatwang yang merupakan seorang Adipati Kediri yang merasa tidak puas dengan Kertanegara.
Peristiwa itu membuat tahta Kerajaan Singasari menjadi kosong.
Kemudian Jayakatwang mengambil alih posisi raja dan memindahkan kekuasaan kerajaan ke Kediri.
Jayakatwang juga mengasingkan keturunan Kertanegara salah satunya Raden Wijaya menantu Kertanegara ke Pulau Madura.
Raden Wijaya yang merasa dendam berusaha untuk mengulingkan Jayakatwang dengan mencari bantuan.
Raden Wijaya menggunakan kesempatan dengan kedatangan pasukan Mongol ke Jawa yang hendak membalas dendam.
Dengan kecerdikan Raden Wijaya, akhirnya pasukan Mongol bersatu untuk menyerang Jayakatwang.
Mereka juga dibantu kerajaan-kerajaan kecil di Jawa yang juga tidak suka dengan Jayakatwang.
Menyerang pasukan Mongol
Melansir Kompas.com, Raden Wijaya yang merupakan pendiri Kerajaan Majapahit mengandeng pasukan Mongol untuk balas dendam kepada Jayakatwang.
Dari berita China, pasukan Mongol tiba di Majapahit pada 1 Maret 1293.
Sebelumnya mereka terlebih dahulu singgah di Tuban dan mendirikan perkemahan di tepi Sungai Brantas.
Perwakilan pasukan Mongol bernama Ike Mese mengirim tiga orang perwiranya ke kampung baru Majapahit.
Mereka meminta agar Raden Wijaya tunduk dan mengakui kekuasaan Kubilai Khan.
Raden Wijaya pun akan tunduk kalau Mongol membantunya melawang Jayakatwang dari Gelang-Gelang yang telah membunuh Kertanegara dan menghancurkam Kerajaan Singasari.
Pada 20 Maret 1293, tentara gabungan Raden Wijaya dan Mongol mengepung Jayakatwang. Itu membuat Jayakatwang dan pasukan kocar-kacir dan terjun ke Sungai Brantas.
Setelah menundukkan Jayakatwang pada 26 April 1293, Raden Wijaya meminta izin kepada pasukan Mongol untuk kembali ke Majapahit mengambil upeti dengan kawal dua perwira dan 200 prajurit.
Tapi ditengah perjalanan, Raden Wijaya menghabisi pasukan Mongol yang mengawalnya ke Majapahit dalam perjalaannya.
Kemudian Raden Wijaya justrus balik menyerang pasukan Mongol di Kediri yang pasukannya berkurang.
Mereka sedang berkemah di Daha dan Canggu yang tengah berpesta merayakan kemenangan. Mereka pun terpaksa mundur ke laut dalam kejaran pasukan Majapahit dan meninggalkan tanah Jawa.
Pasukan Mongol hanya empat bulan berada di tanah Jawa.
Pada 31 Mei 1293, pasukan Mongol kembali ke China dan tiba 8 Agustus 1293.
Raden Wijaya menjadi raja pertama Kerajaan Majapahit pada 10 November 1293.
(*)