Seantero Bumi Menganggapnya Sepele, Omicron Justru Bikin China Kalang Kabut, Langsung Pilih Lockdown Meski Jumlah Kasus Barunya 'Seujung Kuku' Kasus di Indonesia

Khaerunisa

Penulis

Ilustrasi. Omicron di China.

Intisari-Online.com - Menghadapi varian Omicron, tampaknya dunia tak sewaspada seperti saat dihadapkan pada varian Delta.

Banyak negara kembali memberlakukan lockdown ketika varian Delta menyebar ke seluruh penjuru dunia.

Sementara kali ini, bahkan sejumlah negara disebut sukses mengendalikan varian Omicron.

Meski begitu, rupanya China justru tampaknya kalang kabut setelah varian Omicron menembus pertahanannya.

Negara tempat Covid-19 pertama kali ditemukan tersebut kini menghadapi lonjakan kasus Covid-19.

China pada Jumat (11/3/2022) me-lockdown kota Changchun di timur laut yang berpenduduk sembilan juta orang, karena Covid-19 mendorong jumlah kasus nasional ke level tertinggi dalam dua tahun.

Changchun, ibu kota provinsi Jilin dan basis industri penting, memerintahkan penduduk untuk bekerja dari rumah.

Hanya satu orang yang diizinkan keluar setiap dua hari untuk membeli kebutuhan sehari-hari, dan akan ada pengujian massal, demikian laporan dari kantor berita AFP.

Baca Juga: Menuju Endemi: Kemenkes Bicara Kemungkinan Lepas Masker dan Tak Lagi Jaga Jarak, Sementara WHO Umumkan Varian Ketiga Omicron

Baca Juga: Tak Bisa Mengelak Usai Terbukti Makin Tajir Melintir saat Covid-19 Melanda, Bill Gates Malah Sudah Bersiap Tambah Kaya Usai Ramalkan Bencana Ini

Setelah varian Omicron yang sangat menular menembus pertahanan China, kasus Covid di seluruh negeri melonjak melewati angka 1.000 minggu ini untuk kali pertama sejak awal pandemi pada 2020, padahal tiga minggu lalu kasus barunya kurang dari 100.

Ada 1.369 kasus di lebih dari 12 provinsi, menurut hitungan resmi harian terbaru yang dirilis pada Jumat pagi.

Meski jika melihat angka tersebut, jumlah kasus di Indonesia bahkan berkali-kali lipat banyaknya.

Pemerintah Indonesia melaporkan penambahan 14.900 kasus baru pada Sabtu (12/3/2022), di mana penambahan kasus baru tersebut terjadi di 34 provinsi.

Berdasarkan data yang sama, hingga Sabtu (12/3/2022) total kasus Covid-19 di Tanah Air berjumlah 5.878.910 kasus.

Menurut data Satuan Tugas Penanganan Covid-19, penambahan tertinggi ada di Jawa Barat dengan 3.312 kasus, DKI Jakarta 2.105 kasus, Jawa Tengah 1.275 kasus, Jawa Timur 1.165 kasus, dan Nusa Tenggara Timur 842 kasus.

Jumlah kasus baru Covid-19 di China hanya 'seujung kuku' Indonesia, tetapi China bergegas melakukan berbagai langkah seperti pada awal virus ini muncul, termasuk melockdown kota Changchun.

Selain itu pada Jumat, Shanghai juga memerintahkan sekolahnya untuk tutup dan beralih ke pembelajaran online.

Baca Juga: Berisi Naga dan Raksasa, Ternyata Ini Makna Gunungan Wayang yang Kini Bentuknya jadi Dasar Logo Halal yang Baru, Benarkah Jawasentris?

Baca Juga: Mengenal Anggota Wangsa Syailendra dari Mataram Kuno yang Mengasingkan Diri dan Membangun Kerajaan Sriwijaya di Lembah Sungai Musi

Covid-19 kali pertama terdeteksi di China pada akhir 2019, tetapi pemerintah dapat mengendalikannya dengan penguncian cepat dan pengujian massal, sambil menjaga sebagian besar perbatasannya ditutup.

Akibatnya, jumlah kasusnya sangat rendah menurut standar internasional. Namun, pendekatan agresif menyebabkan kelelahan pandemi di China.

Sementara badan perencanaan ekonomi pusat negara itu baru-baru ini memperingatkan bahwa penguncian besar-besaran dapat merugikan ekonomi, dan seorang ilmuwan top China menyarankan negara itu harus bertujuan untuk hidup berdampingan dengan virus, seperti negara-negara lain.

Baca Juga: Masih Gondok Setengah Mati dengan Polah Brutal NATO Kepada Anak-anak Tak Berdosa di Negerinya, Negara Ini Siap Hukum Warganya yang Bantu Ukraina

Baca Juga: Terlewat dari Perhatian Dunia, Irak Diserang Selusin Rudal Balistik, Ini yang Menjadi Targetnya

(*)

Artikel Terkait