Find Us On Social Media :

Masih Gondok Setengah Mati dengan Polah Brutal NATO Kepada Anak-anak Tak Berdosa di Negerinya, Negara Ini Siap Hukum Warganya yang Bantu Ukraina

By Tatik Ariyani, Minggu, 13 Maret 2022 | 17:08 WIB

Presiden Serbia Aleksandar Vucic

Daerah pinggiran Beograd yang didominasi pengungsi menjadi rumah bagi orang-orang Serbia yang melarikan diri dari Serbia Krajina.

Serbia Krajina merupakan sebuah republik yang memproklamirkan diri di Kroasia, karena serangan militer Kroasia pada pertengahan 1990-an.

“Beberapa orang mengatakan bahwa kita harus bergabung dengan NATO, dan saya mengatakan bahwa kita memiliki negara yang indah, terindah di dunia, dan itulah mengapa kita harus menyimpannya sendiri, dan mempertahankan langit dan kebebasannya! Itu sebabnya tentara kita adalah yang terkuat,” kata Vucic, seperti dikutip media Serbia.

“Sejauh menyangkut NATO, kerja sama selalu baik, dan menyenangkan untuk memaafkan, tetapi kita tidak bisa melupakannya,” tambah presiden.

Dia kemudian melanjutkan untuk mengingat nama-nama anak-anak Serbia yang terbunuh selama pemboman NATO di Yugoslavia.

"Tidak jauh dari sini, mereka membunuh Milica Rakic. Kita akan segera menandai peringatan agresi. Dan kita tidak akan ragu untuk menyebutnya agresi, dan bukan intervensi atau kampanye."

Baca Juga: Bagaimana Keadaan Perekonomian pada Masa Kerajaan Samudra Pasai?

Baca Juga: Senangnya Jadi Penikmat Kopi, Ternyata Kopi Punya Segudang Manfaat untuk Tubuh Termasuk Turunkan Berat Badan Tanpa Harus Rogoh Kocek! Bagaimana Caranya?

Milica Rakic ​​berusia tiga tahun ketika dia dibunuh oleh munisi tandan di rumahnya di pinggiran Belgrade Batajnica pada 17 April 1999.

Saat itu, NATO menargetkan pangkalan militer terdekat.

Setelah Rusia melancarkan serangannya ke Ukraina pada 24 Februari, wilayah Kosovo yang memisahkan diri di Serbia mendesak NATO untuk merampingkan aksesinya ke blok tersebut, meskipun empat anggota aliansi tidak mengakuinya sebagai negara merdeka.

Beograd telah mengambil sikap netral terhadap konflik militer Rusia-Ukraina yang sedang berlangsung.