Kisah Luar Biasa Zhu Yuanzhang, Pendiri dan Kaisar Dinasti Ming, Bagaimana Mungkin Seorang Pria Tunawisma Jadi Kaisar Tiongkok, Bunuh Anak Buahnya Sendiri Karena Curigai Bakal Lakukan Kudeta

K. Tatik Wardayati

Penulis

Zhu Yuanzhang, pendiri dan kaisar Dinasti Ming, seorang tunawisma yang berhasil menjadi seorang kaisar China.

Intisari-Online.com – Selama lebih dari 4.000 tahun dalam sejarah China, hanya ada satu kasus seorang petani naik ke peringkat lebih tinggi dalam masyarakat daripada orang lain, yaitu kaisar.

Zhu Yuanzhang adalah seorang petani yang mengalami kemiskinan sangat ekstrim pada abad ke-14 China, namun dia kemudian menjadi pendiri dan kaisar Dinasti Ming.

Tapi, bagaimana mungkin seorang petani menjadi orang paling berkuasa di China?

Inilah kisah Zhu Yuanzhang, Kaisar Ming Hongwu.

Zhu Yuanzhang lahir pada tanggal 18 September 1328, di provinsi Dinasti Yuan Hao, provinsi Anhui saat ini.

Dia lahir dari seorang petani dan istrinya, yang keduanya berusia 40-an, namun kelahirannya tidak dirayakan karena usia orangtuanya yang sudah tua dan mereka sangat miskin.

Dinasti Yuan yang memerintah China pada masa itu, membuat China terpuruk ke dalam kemiskinan dan terjadi kekacauan di mana-mana selama Zhu masih kanak-kanak.

Zhu sering kekurangan gizi, tetapi dia dianggap pemimpin di antara teman-teman masa kecilnya, mereka sering menyelinap ke pertanian tuan tanah dan mencuri anak sapi untuk dimakan, yang berakibat Zhu dipukuli habis-habisan oleh tuan tanah.

Baca Juga: Terkenal Sebagai ‘Permaisuri Nakal’, Inilah Zhao Feiyan, Permaisuri Kaisar China yang Haus Selera Sensual yang Tidak Bisa Dipadamkan, Datang dari Keluarga Miskin yang Terpaksa Cari Makan di Jalanan

Baca Juga: Tergila-Gila Koleksi Wanita Sampai Punya 40.000 Selir, Kaisar China Ini Bahkan Tak Segan Rebut 'Bekas' Menantunya Sendiri Untuk Dijadikan Selir, Endingnya Malah Keteteran Gara-Gara Wanita

Teman masa kecilnya itu kemudian menjadi rekannya di kemudian hari, yang membantunya mengalahkan Yuan dan mendirikan Ming.

Pada usia 17 tahun dia kehilangan orangtuanya karena kelaparan dan Zhu tidak mampu menguburkan orangtuanya sehingga dia meninggalkan tubuh mereka membusuk di jalanan.

Seorang pemilik tanah yang kaya karena kasihan memberinya sebidang kecil tanah untuk menguburkan orangtuanya dan Zhu kemudian memberinya gelar bangsawan di kemudian hari.

Sakit dan lelah dengan kemiskinan yang dialaminya, Zhu pun meninggalkan rumahnya dan menjadi biarawan sehingga dia bisa meminta makanan.

Para biksu pada masa itu diperlakukan tidak lebih baik dari pengemis jalanan, Zhu kemudian mengingat saat ini sebagai saat yang paling memalukan dalam hidupnya.

Karena dia harus berdiri di luar rumah orang dan membaca teks-teks Buddhis berulang-ulang sampai pemilik rumah memberinya makanan.

Ketika Zhu berusia 25 tahun, dia bergabung dengan pemberontakan di provinsi asalnya sebagai tentara berpangkat rendah, kemudian pemberontakan itu berhasil dan menguasai provinsi Hao.

Zhu membuktikan dirinya dalam pemberontakan, naik pangkat dengan cepat, lalu menjadi orang kedua dalam kelompok itu.

Baca Juga: Dipaksa Terbang Bak Burung, Begini Kisah Gao Yang,Kaisar Tiran dariKerajaan China Kuno yang EksekusiPara Tahanannya dengan Melompat dari Puncak Menara

Baca Juga: Terkenal Cerdas dan Tajam Lidahnya, Inilah Julia Maior, Anak Biologis Kaisar Augustus dari Kekaisaran Romawi Ini Diasingkan Karena Perzinahan dan Pengkhianatan

Pemberontakan Serban Merah adalah kekuatan yang sangat kuat di China Selatan dan sebagian besar wilayah di sekitar Sungai Yangtze jatuh di bawah kendali pemberontakan.

Setelah berhasil mengambil alih Sungai Yangtze dan tanah sekitarnya, Zhu kembali ke kampung halamannya sebagai pahlawan dan merekrut 1.000 orang untuk bergabung dengan milisi pribadinya, yang kemudian bertumbuh hingga lebih dari 20.000 orang dalam setahun.

Zhu adalah seorang pemimpin besar, yang ingin diikuti banyak orang di masa penindasan dan kemiskinan, dia juga merekrut teman masa kecilnya, yang kemudian menjadi jenderal dan penasihat terbaiknya.

Akhirnya, Zhu mendapatkan kepercayaan dari Guo Zixing, yang merupakan pemimpin dari seluruh Pemberontakan Sorban Merah, dia menjadi tangan kanannya dan menjadi kandidat utama sebagai penggantinya.

Ketika Guo Zixing dan putranya tewas dalam pertempuran, Zhu Yuanzhang menjadi pemimpin Pemberontakan Sorban Merah.

Zhu berdamai dengan bangsawan lokal dan pemilik tanah yang menginginkan seorang pemimpin untuk mewakili penduduk Cina Han sambil juga melindungi kepentingan mereka.

Zhu belajar membaca, menulis, dan prinsip-prinsip ideologi Konfusianisme, sehingga meninggalkan kesan positif pada banyak aristokrat dan sebagian besar penduduk Cina Han di Cina selatan.

Dukungan luar biasa dari kaya dan miskin memberi Zhu keunggulan atas Yuan dan panglima perang lainnya.

Baca Juga: Inilah Julia Agrippina, Adik Kaisar Caligula yang Kabarnya Pernah Berhubungan Badan dengan Caligula, Kemudian Menikahi Pamannya Sendiri dan Jadi Ibu Kaisar Terkejam Romawi Kuno

Baca Juga: Perintahkan 3.000 Orang untuk Meminum Danau Sampai Kering, Kaisar Xia Jie yang Kejam Rupanya Jadi Biang Kerok Berakhirnya Dinasti Xia

Akhirnya dia mengalahkan musuh bebuyutannya pada tahun 1364 dalam pertempuran yang menentukan, sementara Yuan terlibat dalam perselisihan internal, yang mencegah mereka menyerang Zhu dan panglima perang lainnya, melansir History of Yesterday.

Pada 1368, ia memiliki kendali penuh atas Cina selatan, memenangkan setiap panglima perang lainnya di Cina, lalu memerintahkan teman-teman masa kecilnya untuk mengorganisir pasukan 250.000 orang dan menyerang Yuan serta merebut Beijing, dan sukses.

Dan ini membuat sebagian besar China di bawah kendali Zhu, tak heran bila dia mendeklarasikan dirinya sebagai kaisar China pada tahun 1368, dan menamai negaranya Ming, dengan dirinya sebagai Kaisar Hongwu.

Dia kemudian menyetir pasukan Mongol utara Tembok Besar China dan menstabilkan negara dan kekuasaannya, meski harus membunuh banyak anak buahnya sendiri yang dicurigainya merencanakan kudeta.

Kisah hidup Zhu Yuanzhang tidaklah mulus, penuh dengan cobaan dan kesengsaraan, ditambah dengan pengkhianatan, kematian, perang, dan skema jahat.

Namun, dia menunjukkan kepada dunia bahwa adalah mungkin bagi seorang pria yang awalnya sederhana menjadi seorang kaisar, yang dianggap tidak masuk akal pada saat itu.

Dia tidak berasal dari garis keturunan bangsawan tetapi legitimasinya datang dari dukungan rakyat China.

Baca Juga: Mengenal Kaisar Roma Caligula yang Culas dan Sewenang-wenang, Kegilaannya Termasuk Jadikan Istana Kerajaan Sebagai Rumah Bordil Sampai Adik Perempuannya Diperistri dan Dijadikan Budak Seks

Baca Juga: Kisah Permaisuri Kaisar Romawi yang Haus Kekuasaan, Ratu Julia Agrippina, Fitnah Roma dengan Cara Kejam, Racuni Suami Keduanya, Lahirkan Putra yang Kelak Jadi Kaisar Kejam

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari

Artikel Terkait