Find Us On Social Media :

Kisah Marie-Therese Nguyen Huu Thi Lan, Permaisuri Kekaisaran Vietnam yang Terakhir, Menikah dengan Dispensasi dari Vatikan, Digulingkan oleh Pimpin Republik Demokratik Vietnam

By K. Tatik Wardayati, Kamis, 10 Maret 2022 | 14:35 WIB

Marie-Therese Nguyen Huu Thi Lan, permaisuri kaisar Vietnam yang terakhir, digulingkan oleh pemimpin Republik Demokratik Vietnam.

Ketika program pernikahan dimulai di balik tembok istana kerajaan, status agama dari Nguyen Huu Hao, disebut Mariette di Prancis, tidak dipastikan.

Kemudian diumumkan bahwa dia bermaksud meninggalkan agama Katolik dan memeluk agama Buddha setelah menjadi Ratu Annam, yang merupakan bagian dari Indo-Cina Prancis.

Laporan dari Vatikan mengatakan dispensasi yang diperlukan telah diberikan untuk mengizinkan dia menikah sebagai seorang Katolik.

Sensor istana, menyelubungi sudut keagamaan dan sebagian besar detail upacara lainnya.

Nguyen Huu Hao, yang menerima penobatan terakhirnya sebagai Ratu, adalah seorang gadis kurus yang mencolok, anggota keluarga Cochin-China yang kaya, yang telah memberikan para martir untuk tujuan Katolik selama beberapa generasi.

Sesuai dengan tradisi Oriental, dia dijauhkan dari pandangan Kaisar sampai dimulainya upacara pernikahan.

Baca Juga: ‘Terima kasih Tuhan! Saya Selamat!’ Ikut Terkena Sasaran Pembantaian Saat Tsar Nicholas II Dibantai Komunis Rusia, Inilah Anna Demidova, Pelayan Setia yang Karena Sulamannya Bikin Permaisuri Terkesan

 Baca Juga: Kisah Permaisuri Kaisar Romawi yang Haus Kekuasaan, Ratu Julia Agrippina, Fitnah Roma dengan Cara Kejam, Racuni Suami Keduanya, Lahirkan Putra yang Kelak Jadi Kaisar Kejam

Orang mandarin tertinggi yang memimpin benteng ini memimpin prosesi dengan menunggang kuda dan mengenakan seragam militer lengkap.

Prosesi bergerak perlahan dari istana tamu ke istana kerajaan sementara salam artileri menggelegar.

Pengantin wanita dikawal oleh Putri-putri kerajaan dan istri-istri kepala mandarin, semuanya mengenakan jubah upacara brokat yang mewah dan sorban biru.”

Setelah pernikahan, dia diberi gelar Putri Kekaisaran dan nama Nam Phuong, yang bila diterjemahkan ‘Aroma dari Selatan’.