Find Us On Social Media :

Beredar Video Kereta Lapis Baja Rusia dengan Simbol 'Z', Analis Sebut Rusia Bakal Menggunakannya untuk Perbaiki Masalah Ini dalam Militernya

By Tatik Ariyani, Rabu, 9 Maret 2022 | 11:01 WIB

Kereta Lapis Baja Rusia

Pengamat militer menunjuk hambatan dalam rute pasokan sebagai alasan lambatnya kemajuan tentara Rusia.

Rute pasokan Rusia telah diserang oleh pasukan Ukraina, menurut video dan foto dari garis depan.

Rupanya, drone bersenjata TB2 buatan Turki melancarkan serangan terhadap kereta Rusia yang mengangkut bahan bakar ke garis depan.

Eastwood mencatat, "Senjata di kereta lapis baja dapat melindungi dari sistem udara tak berawak TB2 Turki yang diterbangkan oleh Ukraina dengan efek yang luar biasa."

Menurut intelijen AS, Rusia mungkin dapat mencapai kekuatan militer yang lebih besar di Ukraina selatan karena jalur pasokan yang lebih pendek dari Krimea.

Namun, ketika Rusia memperluas ke barat, jalur pasokan akan menjadi lebih panjang dan lebih sulit untuk dikelola.

Baca Juga: Ditangkap saat Pesta Daging Manusia, Ini Keluarga Kanibal Sawney Bean yang Berjumlah 48 Orang, Begini Cara Mereka Berburu Orang hingga Puluhan Tahun

Baca Juga: Saat Firaun Cleopatra Bikin Gempar Lantaran Beri Hadiah 'Hewan Mirip Unta dan Macan Tutul ' untuk Julius Caesar hingga Buat Orang-orang Romawi Kuno Kebingungan

“Kereta-kereta ini sepertinya keluar dari sesuatu yang akan Anda lihat di tahap awal Perang Dingin, jadi itu menunjukkan bahwa Rusia sedang menggali jauh ke dalam gudang senjata mereka untuk melawan Ukraina,” kata Eastwood.

Seperti Soviet, angkatan bersenjata Rusia memindahkan hampir segala sesuatunya dengan jaringan kereta api.

Namun, di Ukraina, semua transportasi dilakukan melalui jalur jalan raya, dan tentara Rusia terus-menerus kekurangan truk untuk melakukannya karena tidak memerlukannya secara teratur.

Letnan Kolonel Angkatan Darat AS Alex Vershinin, menulis untuk War on the Rocks, mengatakan, "Tentara Rusia tidak memiliki cukup truk untuk memenuhi kebutuhan logistiknya lebih dari 90 mil di luar tempat pasokan militer."