Agrippina kemudian bekerja sama dengan Octavia untuk mengkonsolidasikan pengaruhnya sendiri, melansir historyofroyalwomen.
Nero menelanjangi wanita pengawal pribadi ibunya dan memaksanya pindah dari istana, malang benar nasibnya.
Nero tetap menikah dengan Octavia, tetapi Acte digantikan oleh Poppaea Sabina yang ambisius, yang ibunya telah dibunuh oleh ibu Octavia.
Poppaea Sabina percaya bahwa Nero hanya menikah dengan Octavia karena dia masih di bawah kendali ibunya dan di bawah pengaruhnya, maka Nero mengatur kecelakaan untuk membunuh ibunya.
Sang ibu selamat dari kecelakaan itu tetapi akhirnya dibunuh di vilanya setelah dia berteriak pada penyerangnya untuk membidik rahimnya, tempat dia mengandung Nero.
Poppaea Sabina hamil anak Nero dan Nero kemudian akhirnya menceraikan Octavia, lalu menikahi Poppaea Sabina hanya 12 hari setelah perceraian.
Nero dan Poppaea Sabina menyuruh Octavia diasingkan ke Pulau Pandateria atas tuduhan palsu perzinahan.
Octavia menjadi Permaisuri yang populer di mata orang-orang dan warga memprotes perlakukannya, secara terbuka memamerkan patung-patungnya dan menyerukan agar dia kembali.
Ketika Octavia sendiri mengeluh, pelayannya disiksa sampai mati.
Ini membuat Nero ketakutan, tetapi dia lebih bertekad untuk menyingkirkan mantan istrinya itu.
Nero memerintahkan kematian mantan istrinya itu dan pada tanggal 8 Juni 62 M, Octavia diikat dan pembuluh darahnya dibuka dalam ritual bunuh diri tradisional Romawi.
Wanita itu kemudian mati lemas di bak mandi air panas, lalu kepalanya dipenggal dan dikirim ke Poppaea Sabina.
Ketika itu, Octavia masih berusia sekitar 22 tahun.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari