Find Us On Social Media :

Saat Semua Mata Tertuju pada Konflik Rusia-Ukraina, Siapa Sangka Dunia Juga Terancam dengan 5 Konflik yang Berada di Ambang Peperangan Ini

By Tatik Ariyani, Kamis, 3 Maret 2022 | 08:38 WIB

(ilustrasi) Pasukan Ukraina telah merebut peluncur rudal Rusia.

Intisari-Online.com - Invasi Rusia ke Ukraina memasuki hari ketujuh.

Ukraina dibombardir besar-besaran di daerah pemukiman.

Setidaknya dua kota utama, Mariupol dan Kharkiv, sedang dalam proses pengepungan.

Menurut layanan darurat Ukraina, lebih dari 350 warga sipil Ukraina tewas dan lebih dari 2.000 terluka.

Ratusan bangunan termasuk fasilitas transportasi, rumah sakit, taman kanak-kanak dan rumah telah hancur, katanya.

Ukraina mengklaim hampir 7.000 tentara Rusia telah tewas dalam enam hari pertama invasi Moskwa.

Sementara Kementerian pertahanan Rusia mengatakan 498 tentara Rusia tewas di Ukraina sejak awal kampanyenya, pernyataan pertamanya tentang korban.

PBB mengatakan 836.000 orang telah melarikan diri sejak konflik dimulai, termasuk banyak pelajar dan pekerja migran dari Afrika dan Timur Tengah yang telah tinggal di Ukraina.

Baca Juga: Berbanding Terbalik dengan Prediksi Amerika Serikat, Senjata yang Dipercaya Paling Banyak di Kerahkan Rusia Ini Malah Nyaris Tak Digunakan Sama Sekali, Rusia Cuma Gunakan Senjata Ini

Baca Juga: Bermodal Peralatan Militer Seadaya, Ternyata Ukraina Gunakan Taktik Serupa dengan Militer Irak Saat Melawan Militer Amerika, Rusia Pun Jatuh dalam Perangkapnya

Lebih dari 450.000 telah melintasi perbatasan ke Polandia.

Selain perang Rusia-Ukraina, berikut ini adalah konflik-konflik yang juga perlu diwaspadai dunia, melansir International Crisis Group:

1. Afghanistan

Sejak Taliban berhasil merebut kekuasaan di Afghanistan pada bulan Agustus tahun lalu, bencana kemanusiaan telah membayangi.

Data PBB menunjukkan jutaan anak Afghanistan terancam kelaparan.

Dunia menanggapi pengambilalihan Taliban dengan membekukan aset negara Afghanistan, menghentikan bantuan anggaran, dan hanya menawarkan bantuan sanksi terbatas untuk tujuan kemanusiaan.

2. Amerika Serikat dan China

September tahun lalu, Amerika Serikat mengumumkan pakta baru dengan Australia dan Inggris untuk melawan China.

Baca Juga: 3 Obat Ambeien Tradisional Kunyit beserta Campurannya, Yuk Simak Resepnya!

Baca Juga: Berbanding Terbalik dengan Prediksi Amerika Serikat, Senjata yang Dipercaya Paling Banyak di Kerahkan Rusia Ini Malah Nyaris Tak Digunakan Sama Sekali, Rusia Cuma Gunakan Senjata Ini

Dikenal sebagai AUKUS, pakta pertahanan tersebut mendukung Canberra memperoleh kapal selam bertenaga nuklir untuk mengantisipasi kekuatan China di wilayah tersebut.

3. Yaman

Perang Yaman berawal dari dua pihak yang masing-masing mengklaim sebagai pemerintah Yaman yang sah.

Salah satunya yakni pemberontak Houthi yang kini mengepung dan maju ke Ma'rib, provinsi di Yaman yang kaya minyak dan gas.

Pemberontah Houthi tampaknya menjalankan kampanye multifront yang gesit dan berkembang, melancarkan serangan dengan penjangkauan untuk melunakkan perlawanan para pemimpin suku setempat.

Hingga kini, pemberontak telah menguasai Al-Bayda, sebuah provinsi tetangga Ma'rib, dan akan menuju ke Shabwa, lebih jauh ke timur, sehingga memotong jalur pasokan ke Ma'rib.

Jika banyak wilayah dikuasai, Houthi akan mencetak kemenangan ekonomi dan juga militer.

Dengan minyak dan gas Marib, Houthi akan dapat menurunkan harga bahan bakar dan listrik di daerah-daerah di bawah kendali mereka, sehingga memperkuat citra mereka sebagai otoritas pemerintahan yang layak mendapat legitimasi internasional.

Baca Juga: Bagaimana Urutan Skincare yang Benar? Yuk Ketahui Ini Agar Tidak Sia-sia Membelanjakan Uang untuk Perawatan Wajah

Baca Juga: Bermodal Peralatan Militer Seadaya, Ternyata Ukraina Gunakan Taktik Serupa dengan Militer Irak Saat Melawan Militer Amerika, Rusia Pun Jatuh dalam Perangkapnya

4. Israel-Palestina

Perang Gaza-Israel dipicu salah satunya karena pendudukan Yerusalem Timur.

Selain itu, pengusiran warga Palestina di lingkungan Sheikh Jarrah bertepatan pada April 2021 lalu.

Bentrokan terjadi selama Ramadan 2021 antara pemuda pelempar batu dan polisi Israel menggunakan kekuatan mematikan di kompleks yang terdiri dari Haram al-Sharif, tempat suci bagi umat Islam, dan Temple Mount, tempat suci bagi orang Yahudi.

Sebagai reaksi atas kejadian itu, Hamas, yang menguasai Gaza, menembakkan roket jarak jauh tanpa pandang bulu ke Israel.

Israel menanggapi dengan serangan udara yang keras, memicu konflik 11 hari yang menewaskan lebih dari 250 orang, hampir semua warga Palestina, dan meninggalkan reruntuhan infrastruktur sipil Gaza.

5. Haiti

Krisis politik, perang geng, dan bencana alam yang terjadi di Haiti membuat penduduknya makin terpuruk.

Baca Juga: Kejamnya 'Konspirasi Harem,' Pembunuhan Mengerikan yang Timbulkan Misteri Kematian Berdarah Firaun Ramses III selama 3.000 Tahun oleh Orang Tak Terduga Ini

Baca Juga: Libatkan 2 Kelompok Pembunuh, Ukraina Klaim Gagalkan Rencana Penghabisan Nyawa terhadap Presidennya Volodymyr Zelensky

Gempa Haiti pada Agustus 2021 menghancurkan sebagian besar Haiti selatan.

Namun, penculikan oleh geng yang merajalela di sebagian besar ibu kota Port-au-Prince telah menghambat upaya bantuan internasional.

Sebelumnya pada Juli 2021, pembunuh bayaran menewaskan Presiden Jovenel Moïse di rumahnya.

Banyaknya tragedi di Haiti membuat banyak penduduk meninggalkan rumah dan berkemah di sepanjang perbatasan selatan AS hingga ke negara lain.

Konflik ini pun bisa akan terus terjadi jika proses transisi kepemimpinan mencapai kesepakatan yang gagal.

Baca Juga: Pada Akhirnya Takluk di Bawah Mataram Kuno, Inilah Kerajaan Kanjuruhan, Kerajaan Pertama yang Berdiri di Jawa Timur

Baca Juga: Bikin Kekuatan Nuklir AS Bak Hanya Tinggal Seujung Kuku, Inilah Aliansi Impian Putin yang Bakal Buat NATO Bertekut Lutut, Invasi ke Ukraina Jadi Bukti?