Find Us On Social Media :

'Saudara Muslim, Anda Tidak Diizinkan Masuk Surga', Kisah Batalion Azov Gunakan Peluru yang Diolesi Minyak Babi, Putin Bakal Makin Senang karena Temukan Ini

By May N, Rabu, 2 Maret 2022 | 08:43 WIB

Batalion Azov mencelupkan peluru ke dalam minyak babi agar pasukan Muslim Chechnya 'tidak bisa masuk ke Surga'

Intisari - Online.com - Ketegangan Rusia-Ukraina yang telah mencapai skala perang belum menunjukkan tanda akan berakhir.

Rusia dibantu oleh pasukan Belarusia dan pasukan Muslim Chechnya.

Sementara itu Ukraina dibantu oleh relawan Batalion Azov yang terbentuk sejak tahun 2014 lalu.

Batalion Azov adalah unit militer infanteri sukarelawan sayap kanan.

Pasukan Azov merupakan kelompok ultra-nasionalis yang dituduh menyembunyikan ideologi neo-Nazi dan supremasi kulit putih.

Akun Twitter Garda Nasional Ukraina pada 27 Februari 2022 membagikan video yang menunjukkan pasukan Azov mengolesi peluru dengan lemak babi.

Peluru tersebut tampaknya akan dipakai untuk melawan pasukan Muslim Chechnya yang dikerahkan ke Ukraina membantu pasukan Rusia menginvasi Ukraina.

Baca Juga: Rusia-Ukraina Sudah Negosiasi,Tapi Mengapa Rudal Rusia Masih Terus Menghantam Ukraina, Benarkah Tak Ada Kesepakatan yang Dibuat?

Baca Juga: Mengular Sepanjang 60 Km, Rusia Sempat Kerahkan Konvoi Militer Besar untuk Serang Kiev Ukraina

Batalion Azov pertama kali bertempur bersama tentara Ukraina di Ukraina timur melawan pasukan separatis pro-Rusia tahun 2014, dan sejak itu Batalion Azov dimasukkan ke dalam angkatan bersenjata reguler.

Video yang dibagikan Garda Nasional Ukraina menunjukkan seorang pria yang sepertinya anggota pejuang Azov mencelupkan peluru ke dalam tampaknya lemak babi, sembari berbicara kepada kamera.

“Saudara-saudara Muslim yang terhormat. Di negara kami, Anda tidak akan masuk surga. Anda tidak akan diizinkan masuk surga. Silakan pulang. Di sini, Anda akan menemui kesulitan. Terima kasih atas perhatiannya, selamat tinggal,” ucap pria itu dalam video.

Melansir Al Jazeera, verifikasi atas video itu tidak bisa dilakukan secara independen.

Lencana Wolfsangel

Batalion Azov masih mengenakan lencana Wolfsangel meskipun sudah terintegrasi dalam militer resmi Ukraina.

Lencana Wolfsangel adalah lencana yang dipakai oleh sejumlah divisi Nazi selama Perang Dunia II.

Presiden Putin menyebut kehadiran unit-unit dengan lencana "Nazi" di dalam militer Ukraina adalah alasannya meluncurkan "operasi militer khusus Rusia" guna demiliterisasi dan de-Nazifikasi Ukraina.

Baca Juga: Bukan Karena Invasi Rusia ke Ukraina, Simulai Ini Beberkan Amerika Bisa Saja Memulai Perang Dunia Ke-3 Bahkan Memenangkannya Meski Melawan Dunia, Ini Alasannya!

Baca Juga: Rasis Banget, Media Barat Klaim Ukraina Tak Layak Jadi Medan Perang karena Penduduknya Lebih Beradab Dibanding Irak dan Afghanistan, Agama Pun Dibawa-bawa

Diklaim pula oleh militer Rusia bahwa "Batalion Nazi" adalah bagian penting dari perlawanan terhadap serangan mereka.

Ramzan Kadyrov, pemimpin wilayah Chechnya Rusia, pada Sabtu (26/2/2022) mengatakan jika pejuang Chechnya sudah dikerahkan ke Ukraina dan mendesak pemimpin Ukraina untuk mundur.

Jumat (25/2/2022) hari kedua perang Rusia-Ukraina menunjukkan video pendek yang diterbitkan oleh Russia Today (RT), media pemerintah Rusia, menunjukkan adanya ribuan pejuang Chechnya berkumpul di alun-alun utama ibu kota Republik Chechnya di Rusia, Grozny.

Video menunjukkan kesiapan pasukan untuk bertempur di Ukraina.

Kadyrov adalah sekutu setia Putin dan sering disebut prajurit kaki Putin, Jumat lalu ia mendesak Ukraina melawan pemerintah mereka sendiri yang disebut sudah diisi "neo-Nazi".

Ukraina sendiri menyangkal tuduhan itu habis-habisan.

Sebelumnya, pasukan Chechnya sudah dikerahkan untuk perang di Suriah dan Georgia.

Baca Juga: Ramai Risiko Perang Nuklir Bisa Terjadi Antara Rusia-Ukraina, Terkuak Ternyata Selama Ini Rusia Baru Gunakan Senjata Militer 'Ringan' Ini, Tapi Sudah Bikin Seisi Dunia Panik

Baca Juga: Hanya Gara-gara Satu Kata yang Hilang Ini, Pakar Pertahanan Australia Nekat Sebut Pernyataan Jokowi Terkait Konflik Rusia-Ukraina Sebagai Hal Dungu