“Ini (Ukraina) relatif beradab, relatif Eropa—saya harus memilih kata-kata ini dengan hati-hati—kota yang mana kamu tidak akan menduga (perang) akan terjadi, atau berharap bahwa itu (perang) akan terjadi.”
Sementara koresponden NBC News, Kelly Cobiella, melontarkan komentar rasis dengan menyinggung tentang warna kulit dan agama.
“Ini bukanlah para pengungsi dari Suriah, para pengungsi ini dari Ukraina. Mereka Kristen, mereka putih, mereka sangat mirip (dengan dia),” kata Cobiella.
Seorang analis yang tampil di kanal televisi Prancis, BFMTV, juga membuat komentar rasis.
“Kita di sini tidak bicara tentang orang Suriah kabur dari bombardir rezim Suriah yang disokong Putin, kita bicara tentang orang Eropa yang kabur dengan mobil yang mirip dengan punya kita untuk menyelamatkan hidup,” kata analis tersebut.
Bukan hanya itu saja. Media internasional yang berbasis di Qatar, Al Jazeera, juga kecolongan komentar rasis oleh salah seorang presenternya.
Atas komentar presenternya, Al Jazeera sendiri kemudian meminta maaf dan mengakui bahwa si presenter insensitif dan insiden ini akan ditindaklanjuti.
Presenter Al Jazeera tersebut membandingkan arus pengungsi Ukraina dengan Timur Tengah.
“Mereka tidak terlihat seperti pengungsi yang pergi dari wilayah-wilayah di Timur Tengah yang masih dilanda perang besar. Mereka bukanlah orang yang pergi dari Afrika Utara. Mereka terlihat seperti keluarga Eropa mana pun yang tinggal di sebelah Anda,” kata presenter tersebut.
Sementara itu, menanggapi banyaknya peliputan dengan komentar rasis oleh media Barat, Asosiasi Jurnalis Arab dan Timur Tengah (AMEJA) mengecam fenomena tersebut.