Find Us On Social Media :

Disebut Hanya Gertakan, Pasukan Nuklir Rusia Siaga Tinggi Justru Dinilai Analis sebagai Langkah Putus Asa Rusia dalam Invasi ke Ukraina

By Tatik Ariyani, Senin, 28 Februari 2022 | 12:33 WIB

Putin perintahkan pasukan nuklir Rusia dalam siaga tinggi

Intisari-Online.com - Pada hari Minggu, Presiden Rusia Vladimir Putin merintahkan untuk menempatkan pasukan nuklir Rusia dalam siaga tinggi.

Langkah tersebut adalah bagian dari pola peningkatan ketegangan menyusul serangan Rusia ke Ukraina.

Tetapi para analis mengatakan langkah itu kemungkinan merupakan gertakan baru yang berbahaya.

Kekuatan Barat termasuk Amerika Serikat (AS) dan NATO memprotes dengan tajam setelah Putin mengatakan dalam pidato yang disiarkan televisi bahwa "pasukan pencegah" nuklir negara itu ditempatkan "ke dalam mode layanan tempur khusus".

PBB menyebut gagasan penggunaan senjata nuklir "tak terbayangkan", sementara pemerintah Ukraina mengatakan pihaknya melihat langkah itu sebagai upaya intimidasi karena delegasi dari kedua negara bersiap untuk bertemu untuk pembicaraan eksplorasi.

Sama seperti di NATO, sebagian dari senjata nuklir Rusia berada dalam kesiapan konstan dan “dapat diluncurkan dalam waktu 10 menit”, kata Marc Finaud, pakar proliferasi nuklir di Pusat Kebijakan Keamanan Jenewa, melansir Al Jazeera, Minggu (28/2/2022).

“Entah hulu ledaknya sudah terpasang di rudal, atau bomnya sudah ada di atas” pesawat pengebom dan kapal selam, jelasnya.

Dalam artikel Jumat untuk Buletin Ilmuwan Atom, pakar Hans Kristensen dan Matt Korda menulis bahwa Rusia menempatkan hampir 1.600 hulu ledak dikerahkan.

Baca Juga: Dikenai Banyak Sanksi dari Barat, Putin Justru Makin Garang, Perintahkan Pasukan Nuklir dalam Siaga Tinggi

Baca Juga: Terkuak 'Benang Merah' Penyebab Perang Rusia - Ukraina, Bahan Bakar Senjata Nuklir yang Dijual Negara Tetangga ke Ukraina Ini Bikin Rusia Mengamuk dan Siap Mengambilnya Kapan Saja

“Karena pasukan strategis Rusia selalu waspada, pertanyaan sebenarnya adalah apakah [Putin] telah mengerahkan lebih banyak kapal selam atau mempersenjatai para pembom,” tulis Kristensen di Twitter pada hari Minggu.

Sementara itu, sebagian besar analis mengatakan bahwa menggunakan opsi nuklir adalah langkah putus asa akibat kemunduran militer Rusia sejak menyerang Ukraina pekan lalu.