Penulis
Intisari-Online.com - Hingga kini, invasi Rusiake Ukraina masih terus berlangsung sejak pasukan Rusia memasuki Ukraina pada Kamis (24/2/2022).
Sejak itu pula, banyak sanksi yang telah dijatuhkan negara-negara kepada Rusia.
Jumat (25/2/2022), Amerika Serikat (AS) mengatakan akan menjatuhkan sanksi kepada Presiden Rusia Vladimir Putin dan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov, menyusul pengumuman serupa oleh Inggris dan Uni Eropa (UE) setelah serangan Rusia ke Ukraina.
Sekretaris pers Gedung Putih Jen Psaki mengatakan bahwa larangan bepergian akan menjadi bagian dari sanksi.
Dikutip dari Kantor Berita AFP, Jumat (26/2/2022), paket sanksi Uni Eropa telah disetujui oleh para pemimpin negara dalam pertemuan puncak semalam.
Bentuk sanksi ini disebut akan memukul sektor keuangan, energi, dan transportasi Rusia, serta membatasi kemampuan Rusia untuk menyimpan uang tunai dalam jumlah besar di bank-bank Uni Eropa.
Ini juga menambah jumlah orang Rusia dalam daftar orang-orang yang terkena sanksi UE yang dilarang masuk dan yang aset-aset UE-nya diblokir.
Setelah itu, Departemen Keuangan Inggris mengeluarkan pemberitahuan sanksi keuangan terhadap Putin dan Lavrov, menambahkan mereka ke daftar oligarki Rusia yang telah membekukan properti dan rekening bank mereka di Inggris.
Selain sanksi, Psaki mengatakan bahwa setiap langkah Rusia "mengejar" Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, yang bersama para pembantu utamanya telah bersumpah untuk tinggal dan membela Kiev, akan menjadi "tindakan mengerikan".
Meski demikian, Putin tidak menunjukkan gerak-gerik untuk menghentikan serangan di Ukraina.
Sebaliknya, Putin justru memerintahkan untuk memperkuat pertahanannya.
Putin bahkan memerintahkan kepala pertahanannya untuk menempatkan "pasukan penangkal" nuklir dalam siaga tinggi pada Minggu (27/2/2022).
Putin menuduh Barat mengambil langkah-langkah "tidak bersahabat" terhadap negaranya.
Perintah Putin ini dianggap akan menimbulkan kekhawatiran lebih lanjut di tengah ketegangan internasional yang sudah meningkat akibat invasi Rusia ke Ukraina.
Diketahui, Moskwa memiliki gudang senjata nuklir terbesar kedua di dunia dan sejumlah besar rudal balistik yang membentuk tulang punggung pasukan penangkal negara itu.
Putin mengatakan, "Saya memerintahkan menteri pertahanan dan kepala staf umum angkatan bersenjata Rusia untuk menempatkan pasukan penangkal tentara Rusia ke dalam mode layanan tempur khusus."
"Anda lihat bahwa negara-negara Barat bukan hanya tidak bersahabat dengan negara kita di bidang ekonomi, maksud saya sanksi tidak sah," tambahnya, dalam pidato yang disiarkan televisi, dikutip dari Kantor berita AFP, Minggu.
Putin menambahkan, "Pejabat senior negara-negara NATO terkemuka juga memperbolehkan pernyataan agresif terhadap negara kita."
Mendengar perintah Putin, Menteri Pertahanan Rusia, Sergey Kuzhugetovich Shoygu menjawab, "Ya".
Baca Juga: Sejarah Latar Belakang Terjadinya Pemberontakan Andi Azis tahun 1950
Baca Juga: Berapa Hari Lagi Puasa 2022? Simak Jadwal Puasa dan Idul Fitri Berikut Ini