Find Us On Social Media :

Dikenai Banyak Sanksi dari Barat, Putin Justru Makin Garang, Perintahkan Pasukan Nuklir dalam Siaga Tinggi

By Tatik Ariyani, Senin, 28 Februari 2022 | 09:09 WIB

(ilustrasi) Vladimir Putin perintahkan pasukan nuklir dalam siaga tinggi

Intisari-Online.com - Hingga kini, invasi Rusia ke Ukraina masih terus berlangsung sejak pasukan Rusia memasuki Ukraina pada Kamis (24/2/2022).

Sejak itu pula, banyak sanksi yang telah dijatuhkan negara-negara kepada Rusia.

Jumat (25/2/2022), Amerika Serikat (AS) mengatakan akan menjatuhkan sanksi kepada Presiden Rusia Vladimir Putin dan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov, menyusul pengumuman serupa oleh Inggris dan Uni Eropa (UE) setelah serangan Rusia ke Ukraina.

Sekretaris pers Gedung Putih Jen Psaki mengatakan bahwa larangan bepergian akan menjadi bagian dari sanksi.

Dikutip dari Kantor Berita AFP, Jumat (26/2/2022), paket sanksi Uni Eropa telah disetujui oleh para pemimpin negara dalam pertemuan puncak semalam.

Bentuk sanksi ini disebut akan memukul sektor keuangan, energi, dan transportasi Rusia, serta membatasi kemampuan Rusia untuk menyimpan uang tunai dalam jumlah besar di bank-bank Uni Eropa.

Ini juga menambah jumlah orang Rusia dalam daftar orang-orang yang terkena sanksi UE yang dilarang masuk dan yang aset-aset UE-nya diblokir.

Setelah itu, Departemen Keuangan Inggris mengeluarkan pemberitahuan sanksi keuangan terhadap Putin dan Lavrov, menambahkan mereka ke daftar oligarki Rusia yang telah membekukan properti dan rekening bank mereka di Inggris.

Baca Juga: Terkuak 'Benang Merah' Penyebab Perang Rusia - Ukraina, Bahan Bakar Senjata Nuklir yang Dijual Negara Tetangga ke Ukraina Ini Bikin Rusia Mengamuk dan Siap Mengambilnya Kapan Saja

Baca Juga: Invasinya ke Ukraina Banyak dapat Dukungan Warga Indonesia, Benarkah Rusia Kini Bukan Lagi Negara Komunis?

Selain sanksi, Psaki mengatakan bahwa setiap langkah Rusia "mengejar" Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, yang bersama para pembantu utamanya telah bersumpah untuk tinggal dan membela Kiev, akan menjadi "tindakan mengerikan".

Meski demikian, Putin tidak menunjukkan gerak-gerik untuk menghentikan serangan di Ukraina.