Find Us On Social Media :

Yang Kena Banyak Sanksi Rusia, Mengapa Rudal BrahMos India Terancam Tak Bisa Dijual ke Negara-negara yang Berminat Membeli?

By Tatik Ariyani, Minggu, 27 Februari 2022 | 09:03 WIB

Rudal Brahmos

Intisari-Online.com - Kekuatan besar dunia memberlakukan sejumlah sanksi baru terhadap Rusia segera setelah Presiden Vladimir Putin memerintahkan invasi skala penuh ke Ukraina pada dini hari 24 Februari.

India sebagai importir utama senjata Rusia pun turut terkena dampaknya.

Setelah sanksi barat terhadap Moskow, beberapa pakar pertahanan menyatakan kekhawatiran bahwa militer India menghadapi “prospek suram dan mengkhawatirkan dari peralatan pertahanan Rusia yang terputus dan tertunda tanpa henti, penting untuk memastikan kesiapan operasional”, kata sebuah artikel yang diterbitkan oleh The Wire.

India sedang membeli sistem pertahanan udara S-400 dari Rusia, beberapa di antaranya ditempatkan di Punjab di India utara untuk menggagalkan potensi serangan dari China dan Pakistan.

Melansir The EurAsian Times, Sabtu (26/2/2022), India juga baru-baru ini menandatangani kontrak untuk senapan AK-203 dengan produksi yang dijadwalkan akan segera dimulai di India.

India juga membeli kapal perang dari Rusia yang ditandatangani pada 2018 untuk memasok empat fregat siluman kelas Talwar yang canggih ke Angkatan Laut India.

Kapal perang itu seharusnya ditenagai oleh mesin turbin gas yang dipasok oleh perusahaan Ukraina. Invasi Rusia membuat prosesnya menjadi rumit.

Namun, yang paling mengkhawatirkan adalah rudal BrahMos

Baca Juga: Rudal Brahmos Tak Ada 'Ajinya' Lawan Rudal-rudal China Ini, Inilah Senjata China yang Siap Diluncurkan Guna Serang Filipina yang Sudah Ajak Gelut China Duluan di Laut China Selatan!

Baca Juga: Ketinggalan Telak dari Indonesia Gara-gara Terbuai Janji AS, Filipina Nekat Borong Rudal Jelajah Tercepat Sejagat, Nama Aslinya Bisa Bikin AS 'Kelojotan'

BrahMos (dari Brahmaputra dan Moskow) dimulai pada 1990-an sebagai proyek bersama antara Rusia dan India untuk mengembangkan versi India dari rudal jelajah P-800 Oniks.

Sanksi yang dijatuhkan oleh Amerika Serikat dan Eropa terhadap Rusia dapat membahayakan kontrak ekspor rudal jelajah BrahMos India baru-baru ini senilai $375 juta dengan Filipina.

Mesin dan pencari sistem rudal kemungkinan disediakan oleh NPO Mashinostroyenia (NPOM) Rusia, yang menciptakan usaha patungan dengan Organisasi Penelitian dan Pengembangan Pertahanan (DRDO) yang dikelola pemerintah India untuk merancang, meningkatkan, dan memproduksi BrahMos.

Dan, jika diembargo, itu dapat membahayakan kesepakatan luar negeri besar pertama India, yang diumumkan oleh Kementerian Pertahanan (Kemenhan) untuk meningkatkan ekspor pertahanan negara itu.

Negara-negara lain seperti Indonesia, Thailand, dan Vietnam juga telah menunjukkan minat pada rudal BrahMos.

Dalam hal hambatan teknis dan terkait rantai pasokan, itu akan menjadi bencana bagi India.

Pemimpin Skuadron (purn) Vijainder K Thakur, seorang analis militer dan mantan pilot Jaguar IAF (Angkatan Udara India), dengan jelas mengatakan sanksi ini tidak akan mempengaruhi India.

“Saya tidak percaya sanksi baru akan berdampak pada pengadaan sistem senjata India yang ada dari Rusia. Misalnya, pengadaan S-400 kami tidak melibatkan transaksi USD & BrahMos Aerospace adalah perusahaan India (mayoritas).

Baca Juga: Kemarahan Putin Makin Meluas, Presiden Rusia itu Bersumpah Bakal Lawan Finlandia dan Swedia Jika NATO Izinkan Kedua Negara Bergabung

Baca Juga: Tak Heran Rusia Tak Peduli Walau Diberi Sanksi Seisi Bumi, Ternyata China Datang Bak Malaikat Penolong Bagi Rusia Berikan Bantuan Ini Untuk Melawan Sanksi Barat

“Sejauh logistik dan pemeliharaan peralatan pertahanan yang diperoleh dari Rusia berjalan, India & Rusia semakin mengandalkan produksi suku cadang lokal dan usaha patungan pemeliharaan dengan kepemilikan mayoritas India.

“Salah satu aspek menarik dari konflik Rusia-Ukraina adalah bahwa India telah mendapatkan banyak suku cadang untuk peralatan militer era Soviet dari Ukraina karena Rusia telah meningkatkan peralatannya untuk menggunakan subkomponen Rusia saja. Sekarang hanya akan harus berurusan dengan Rusia saja.

"Untuk melindungi diri dari sanksi CAATSA di masa depan, India & Rusia telah menghindari sanksi USD. Kemungkinan, di hari-hari mendatang, India & Rusia juga harus menghindari transaksi Euro.”

Di bawah Countering America's Adversaries through Sanctions Act (CAATSA), AS terus berbicara dengan India tentang risiko sanksi untuk akuisisi sistem rudal S-400 dari Rusia.

Namun, belum membuat keputusan "berkenaan dengan transaksi ini", Departemen Luar Negeri mengatakan pada Januari tahun ini.

Baca Juga: Pantas Saja Tak Ada Negara Barat Manapun yang Berani Mengusik Invasi Rusia ke Ukraina, Ternyata Ini Konsekuensi Mengerikan yang Akan Diberikan Rusia Jika Ada Negara yang Ikut Campur

Baca Juga: Latar Belakang Lahirnya Supersemar Adalah Seperti Penjelasan Berikut Ini