Find Us On Social Media :

3 Hari Sebelum Invasi Rusia di Ukraina Terjadi, Siapa Sangka Intelijen AS Sudah Beri Peringatan Begini namun Sayang Tidak Didengar

By Muflika Nur Fuaddah, Kamis, 24 Februari 2022 | 15:40 WIB

(Ilustrasi) Konflik Ukraina vs Rusia

Intisari-Online.com - Hari ini Presiden Rusia Vladimir Putin telah mengumumkan operasi militer skala penuh ke Ukraina.

Namun sebelumnya pada Minggu (20/2/2022), Intelijen AS sudah ungkap bahwa Putin memberikan perintah kepada pasukannya untuk melanjutkan invasi ke Ukraina.

"Intelijen mengatakan bahwa pasukan Rusia sebenarnya telah menerima perintah sekarang untuk melanjutkan invasi," kata David Martin dari CBS News kepada pembawa acara Face the Nation, Margaret Brennan.

"Jadi tidak hanya mereka bergerak lebih dekat, tetapi komandan di lapangan membuat rencana khusus tentang bagaimana mereka akan bermanuver di sektor medan perang mereka," tambahnya.

Martin mengungkap hal tersebut usai Joe Biden mengatakan pada hari Jumat bahwa dia sangat yakin Putin akan menyerang Ukraina berdasarkan bocoran intelijen dari DC.

Sementara itu, pejabat tinggi urusan luar negeri Amerika hari Minggu memperingatkan bahwa langkah Putin tidak main-main.

'Dia mengumpulkan segala informasi demi kesuksesan invasi,' kata Menteri Pertahanan Lloyd Austin kepada Martha Raddatz dari ABC.

Austin mengatakan bahwa 'sangat mungkin' jika Rusia menginvasi Ukraina, akan ada gerakan cepat bagi Moskow untuk mencoba merebut ibu kota Kyiv.

Baca Juga: Bikin Satu Dunia Ketar-ketir Karena Bisa Jadi Perang Dunia 3, Foto-foto Serangan Biadab Rusia ke Ukraina Beredar di Internet, 'Bawa Pasukanmu Pulang!'

 Baca Juga: Bak Diberi Cermin dari Masa Depan, Erdogan Terpaksa Berani Kecam Aksi Putin di Donbass Jika Tak Ingin Bernasib sama dengan Ukraina, Ucapan Jurnalis Ini Pemicunya

Benar saja, Presiden Rusia Vladimir Putin pagi ini mengumumkan operasi militer di wilayah Donbas, Ukraina timur.

Dalam pidatonya, yang disiarkan di televisi nasional Rusia, Putin mendesak pasukan Ukraina untuk meletakkan senjata mereka dan pulang.

Lebih lanjut, dian mengatakan semua tanggung jawab atas kemungkinan pertumpahan darah akan sepenuhnya menjadi tanggung jawab pemerintah Ukraina.

Namun Putin menambahkan: "Rencana kami bukan untuk menjajah Ukraina, kami tidak berencana untuk memaksakan kehendak pada siapa pun."

Pidato Putin dilakukan ketika kekhawatiran meningkatnya invasi Rusia skala penuh yang akan segera terjadi.

Wilayah Donbas terdiri dari wilayah Donetsk dan Luhansk yang dikuasai separatis yang sudah diakui Putin sebagai wilayah merdeka pada hari Senin.

Sebelum pengumuman aksi militer, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyerukan perdamaian dan menyerukan bahwa Ukraina tetap akan membela diri jika diserang.

Setelah pengumuman itu, tim CNN di lapangan di Rusia dan Ukraina mendengar ledakan dari beberapa bagian Ukraina, termasuk di dekat ibu kota Kyiv dan kota Odessa.

Baca Juga: Rekaman Detik-detik Ledakan Dahsyat Terjadi Hanya Beberapa Saat Setelah Vladimir Putin Perintahkan Invasi ke Ukraina, Rusia Langsung Bombardir 4 Kota Sekaligus

Baca Juga: Perang Rusia-Ukraina Sudah Dimulai, Presiden AS Joe Biden Malah Masih Pusingkan Sanksi yang Bisa Digunakan untuk Jegal Rusia Mulai Perang Dunia 3

Sebuah tim di ibukota Kyiv melaporkan ledakan datang dari arah bandara internasional, yang berjarak sekitar 24 kilometer dari pusat Kyiv.

Akun media sosial melaporkan beberapa ledakan di daerah Boryspil di sebelah timur ibu kota, tempat bandara internasional berada.

Sebuah tim CNN di Kharkiv, kota terbesar kedua di Ukraina yang terletak di timur laut negara itu, mendengar "ledakan keras yang terus menerus.

Baca Juga: BREAKING NEWS: Presiden Rusia Vladimir Putin Resmi Umumkan Operasi Militer di Ukraina, Ledakan Terdengar Beruntun

Baca Juga: Simbol 'Z' pada Tank Rusia yang Meluncur ke Arah Ukraina, para Ahli Ungkap Arti Simbol yang Menakutkan Berkaitan dengan Invasi Rusia

(*)