Bahkan Wu hadir menghadiri upacara keagamaan yang sebelumnya hanya dihadiri oleh laki-laki dan mengangkat takhta permaisuri ke tingkat yang sama dengan kaisar.
Ini jelas tidak sesuai dengan tradisional Konfusianisme.
Kondisi kekaisaran memburuk ketika Gaozong jatuh sakit. Wu semakin memegang pengadilan menggantikannya.
Ketika Gaozon menderita stroke dan mengalami melumpuhkan, dia mengambil alih tugas administratif, secara efektif memerintah sebagai kaisar.
Setelah kematian Gaozong, Wu mengangkat putra sulungnya sebagai kaisar.
Namun dia malah menuduh anaknya berkhianat dan membuangnya.
Wu kemudian mengangkat putra keduanya. Sayang putra keduanya terbukti lemah dan dia memaksanya untuk turun tahta..
Selama 15 tahun berikutnya, Wu Zetian memerintah sebagai permaisuri, mempertahankan kekuasaannya melalui jaringan polisi rahasia dan mata-mata.
Sejarah mencatat dia sebagai wanita paling berkuasa di China.
Akan tetapi semua itu tidak lepas dari pembunuhan yang sangat efektif dan seringkali penuh kekerasan.
Menurut beberapa sumber, Wu bertanggung jawab atas penghancuran total 15 garis keluarga selama kurun waktu satu tahun, memaksa banyak musuhnya untuk bunuh diri di depannya, dan dia menyimpan harem pria mudanya sendiri hingga usia delapan puluhan.
Pada tahun 705 M, Wu dipaksa untuk turun takhta demi putra sulungnya yang telah diasingkan bertahun-tahun sebelumnya.
Dia lalu dibuang ke istana pedesaan di mana dia meninggal dengan damai satu tahun kemudian.