Find Us On Social Media :

Kisah Wu Zetian, Pelayan Rendahan yang Jadi Satu-satunya Kaisar Wanita Pertama China, Berulang Kali Bunuh Anaknya Demi Kekuasaan, Intip Sederet Dosa Masa Lalunya

By Mentari DP, Selasa, 22 Februari 2022 | 17:30 WIB

Wu Zetian menjadi Kaisar wanita pertama dan satu-satunya di Kekaisaran China.

Bahkan Wu hadir menghadiri upacara keagamaan yang sebelumnya hanya dihadiri oleh laki-laki dan mengangkat takhta permaisuri ke tingkat yang sama dengan kaisar.

Ini jelas tidak sesuai dengan tradisional Konfusianisme.

Kondisi kekaisaran memburuk ketika Gaozong jatuh sakit. Wu semakin memegang pengadilan menggantikannya.

Ketika Gaozon menderita stroke dan mengalami melumpuhkan, dia mengambil alih tugas administratif, secara efektif memerintah sebagai kaisar.

Setelah kematian Gaozong, Wu mengangkat putra sulungnya sebagai kaisar.

Namun dia malah menuduh anaknya berkhianat dan membuangnya.

Wu kemudian mengangkat putra keduanya. Sayang putra keduanya terbukti lemah dan dia memaksanya untuk turun tahta..

Selama 15 tahun berikutnya, Wu Zetian memerintah sebagai permaisuri, mempertahankan kekuasaannya melalui jaringan polisi rahasia dan mata-mata.

Sejarah mencatat dia sebagai wanita paling berkuasa di China.

Baca Juga: 7 Abad Berdiri Kokoh Sebagai Manusia Terkaya dalam Sejarah, Mansa Musa Bakal Segera Disalip Elon Musk, Kekayaan Alam Indonesia Ini yang Jadi Kunci

Baca Juga: Nama Kerajaannya Hampir Tidak Pernah Terdengar dalam Sejarah, Tak Disangka Inilah Kerajaan Tertua di Nusantara yang Jadi Cikal Bakal Salah Satu Suku Terbesar di Indonesia

Akan tetapi semua itu tidak lepas dari pembunuhan yang sangat efektif dan seringkali penuh kekerasan.

Menurut beberapa sumber, Wu bertanggung jawab atas penghancuran total 15 garis keluarga selama kurun waktu satu tahun, memaksa banyak musuhnya untuk bunuh diri di depannya, dan dia menyimpan harem pria mudanya sendiri hingga usia delapan puluhan.

Pada tahun 705 M, Wu dipaksa untuk turun takhta demi putra sulungnya yang telah diasingkan bertahun-tahun sebelumnya.

Dia lalu dibuang ke istana pedesaan di mana dia meninggal dengan damai satu tahun kemudian.