Intisari-online.com - Selama beberapa waktu ini, negara-negara Barat terus memberi kabar tentang situasi di Ukraina yang makin memburuk.
Menurut laporan, sempat ada isu bahwa Rusia tak lama lagi akan melakukan penyerangan.
Namun, pada kenyataannya kabar itu tampaknya belum terjadi.
Karena Barat melaporkan bahwa Rusia akan seger melakukan serangan, paling cepat pada 16 Februari.
Sementara situasi di perbatasan Rusia-Ukraina dikatakan seperti "laut tenang" pada 16 Februari, China menyatakan kekecewaannya atas pernyataan AS dan Barat.
Wang Wenbin, juru bicara kementerian luar negeri China, berharap AS "akan berhenti menyebarkan informasi palsu" tentang ketegangan Rusia-Ukraina.
"AS dan Barat harus berhenti menyebarkan informasi yang salah dan berbuat lebih banyak untuk perdamaian, kepercayaan dan kerja sama," kata Wang.
Ia mencatat bahwa "hipnotis" tentang risiko "perang yang akan datang" terjadi" oleh Washington telah memberikan pukulan berat ke Ukraina.
"Selama beberapa hari terakhir, Amerika Serikat telah berulang kali membesar-besarkan ancaman perang," katanya.
"Menciptakan suasana tegang yang artifisial, dan secara serius merusak ekonomi, stabilitas sosial, dan kehidupan rakyat Ukraina," tambahnya.