Find Us On Social Media :

Dulu hanya Seorang Pelacur Biasa, Inilah Ching Shih Wanita yang Menjelma Menjadi Ratu Bajak Laut, Punya 80.000 Pasukan dan 800 Armada Kapal Siap Tempur

By Tatik Ariyani, Rabu, 9 Februari 2022 | 16:24 WIB

Ching Shih, pelacur yang menjelma menjadi ratu bajak laut

Intisari-Online.com - Sebelum menjadi ratu bajak laut pada abad ke-19, Ching Shih awalnya adalah seorang pelacur di sebuah rumah bordil terapung di kota Canton (Guangzhou) di China, yang dipanggil Shi Xianggu.

Ching Shih lahir di Guangdong China pada 1775, periode dinasti Qing, dengan nama asli Shil Xiang Gu atau Shil Gang Xu.

Meski seorang pelacur, ia terkenal karena kecerdasannya, pengetahuannya tentang berbagai informasi perdagangan rahasia, dan dia memiliki trik untuk memanfaatkannya.

Pada 1801, saat pelacur ini berusia 26 tahun, Ching Shih dinikahi oleh seorang bajak laut terkenal Cheng I atau disebut juga Zheng Yi.

Zheng Yi berasal dari keluarga bajak laut yang kuat, menjalankan bisnis itu selama beberapa generasi.

Zheng Yi tergila-gila dengan pesona Ching Shih, kecantikan, kecerdasannya, dan ingin menikahinya untuk menjadi pendamping dalam menjalankan kerajaan bajak laut yang luas.

Mendengar tawaran untuk ikut berkuasa dalam bisnis bajak laut Zheng Yi, Ching Shih tertarik dan mengajukan syarat dia akan menguasai setengah dari yang dimiliki.

Pada saat pernikahan mereka, Zheng Yi memiliki sekitar 200 kapal bajak laut dan merupakan salah satu bajak laut utama di wilayah Guangzhou.

Baca Juga: Kerajaan 'Pulau Emas' Sriwijaya yang Mengisahkan Ular Pemakan Manusia Dikatakan 'Hilang' dan Jadi Surga Bajak Laut, Bagaimana Sisa-sisa Peninggalannya?

 Baca Juga: Kerajaan Sriwijaya Sudah Lakukan Perdagangan Internasional dan Rangkul Para Bajak Laut untuk 'Kuasai' Lautan, Bahkan Rajanya Menimbun Kekayaan dengan Cara Ini hingga Punya Kapal-kapal

Zheng Yi diakui memiliki kebijakan dan kecerdasan militer yang diakui kalangan bajak laut lainnya. Kekuatan bajak lautnya dikenal sebagai "Armada Bendera Merah".

Raja bajak laut lainnya di provinsi Guangdong membentuk aliansi dengannya yang menjadi kekuatan bajak laut utama pada 1804.