Find Us On Social Media :

Dibiarkan Jadi Penerang Kota Selama Siksaan Berlangsung, Inilah Lilin Roma, Kala Nero yang Murka pada Kaum Yahudi Justru Jadikan Kaum Kristen Sebagai Kambing Hitam

By Mentari DP, Selasa, 8 Februari 2022 | 13:30 WIB

Kaisar Romawi Nero dan hukuman Lilin Roma.

Intisari-Online.com - Tahukah Anda apa itu Lilin Roma?

Lilin Roma adalah jenis kembang api tradisional yang berasal dari China.

Dan jenis kembang api ini dilarang di banyak negara bagian Amerika Serikat (AS).

Alasannya karena bahaya dan ledakannya.

Selain itu, Lilin Roma juga merupakan metode eksekusi yang mengerikan, terutama digunakan oleh Kaisar Romawi Nero.

Menurut All That's Interesting, ini adalah bentuk eksekusi yang sangat menyakitkan, mengerikan, dan tidak manusiawi ini.

Dilansir dari medium.com pada Selasa (8/2/2022), seseorang akan diikat ke sebuah tiang, diolesi dengan minyak ter.

Lalu kemudian dibakar sampai mati, mulai dari kaki sampai ke kepala.

Korban akan mati dengan sangat lambat karena api bergerak dimulai dari kaki.

Hukuman-hukuman ini begitu brutal bahkan untuk para penjahat terburuk yang pantas mendapatkan hukuman yang ekstrim.

Baca Juga: Tampak Seperti Ilustrasi Semata, Ternyata Sosok Raja-raja di Kartu King dalam Kartu Remi Bukan Orang Sembarangan, Inilah Identitas Mereka yang Sebenarnya

Baca Juga: Mulai dari 'Teman Tidur' Raja Hingga Ratusan Selir, Begini Kisah Wanita dalam Kehidupan Raja Louis XIV, Tak Berdaya dan Hanya Bisa Pasrah di Bawah Kuasa Ibunya

Sebab Lilin Roma adalah bentuk eksekusi brutal yang dimaksudkan untuk memperpanjang penderitaan bagi mereka yang dihukum mati.

Hukam itu lambat dan sangat menyakitkan.

Sehingga akan memberikan cahaya yang menerangi kerumunan untuk jangka waktu tertentu.

Terkait soal Lilin Roma, ada dugaan bahwa orang Kristen adalah target utama dari bentuk penganiayaan oleh Nero ini.

Sejarawan Romawi Tacitus mengatakan Kebakaran Besar Roma pada Juli 64 M, adalah pendorong di balik banyak penganiayaan ini.

Api dimulai di stadion kereta raksasa yang disebut Circus Maximus, kemudian tampaknya padam setelah beberapa hari.

Namun, api menyala kembali, yang menyebabkan kehancuran dua pertiga Roma dan beberapa kuil dan tempat-tempat keagamaan di Roma.

Tacitus mempromosikan teori bahwa Nero sendiri yang membakar kota itu sehingga dia dapat membangunnya kembali menurut citranya sendiri.

Tacitus bahkan mengatakan Nero menyaksikan kota terbakar dalam kegembiraan, dan Nero akan membangun Domus Aurea, sekelompok vila dan paviliun dengan taman dan danau buatan, setelah kebakaran.

Dia melakukannya di kota, juga, mengirimkan pernyataan besar kepada elit Romawi bahwa Nero dapat melakukan apa pun yang dia inginkan.

Baca Juga: Rusia dan Ukraina di Ambang Perang, 4 Pesawat Militer Rusia Malah Terciduk Nyelonong di Wilayah Inggris, Langsung Bikin Seisi Eropa Menahan Napas!

Baca Juga: Ribuan Tahun Punya Reputasi 'Maniak Pembunuh' Termasuk Bunuh 2 Keponakannya, Rupanya Raja Richard III Tidak Sekejam yang Diberitakan, Terbongkar Fakta Sebenarnya

Tacitus mengatakan Nero kemudian mengkambinghitamkan sekte Yahudi baru yang populer ini, yang sekarang dikenal sebagai Kristen.

Sebagian besar narasi penganiayaan Kristen bergantung pada kisah Tacitus.

Apakah penganiayaan itu benar-benar terjadi?

Sejarawan Brent Shaw dalam The Journal of Roman Studies meragukan penganiayaan Neronian sebagai "mitos".

Dia mengatakan meskipun Tacitus menulis dengan tulus dan jujur, ide-idenya mencerminkan narasi populer pada saat dia menulis, bukan realitas tahun 60-an.

Shaw mengatakan bukti menunjuk pada Tacitus yang menyusun buku kelima belas dari Sejarah antara 110 hingga 120 M, dan Tacitus baru berusia delapan tahun pada saat kebakaran.

Selain itu, Shaw menunjukkan bahwa tidak banyak orang Kristen pada waktu 64 M.

Terakhir, tidak ada label atau sebutan kelompok untuk orang Kristen pada saat itu.

Baca Juga: Bak Negara Maju yang Datangkan Teknologi dari Luar Negeri, Ternyata Kerajaan Arab Kuno Ini Juga Pernah Membiakkan Unta Hibrida, Hal Ini yang Jadi Buktinya

Baca Juga: Dikenal Luas Sebagai Kerajaan Paling Modern di Dunia, Siapa Sangka Takhayul-takhayul Ini Masih Dipercaya oleh Anggota Keluarga Kerajaan Inggris, Termasuk Adanya Hantu Tanpa Kepala