Find Us On Social Media :

Bak Tak Pedulikan Sanksi Dunia, Kim Jong Un Caper Terus-terusan Tes Semua Rudal dan Senjata Nuklirnya, Terkuak Niat Kim Bukan Hanya Ingin Lebih Banyak Rudal Tapi Caper Karena Ini

By May N, Senin, 7 Februari 2022 | 11:46 WIB

Peluncuran Rudal di Korea Utara.

Senjata itu sering digambarkan sebagai "hipersonik", sebuah istilah yang dipakai untuk menggambarkan proyektil apapun yang berpindah lima kali lipat kecepatan suara atau lebih cepat lagi.

Namun pakar menekankan jika kemampuan manuver senjatalah yang membedakan dari tipe rudal lain, bukan kecepatannya.

"Ada tiga motivasi mengembangkan rudal yang dapat bermanuver," ujar Steven Dunham, pakar sistem peluncuran di The Aerospace Corporation, pusat penelitian dan pengembangan yang dibiayai pemerintah federal AS di Los Angeles.

"Pertama, Anda harus menyerang target yang Anda ingin hancurkan dengan akurasi yang diperlukan. Kedua, untuk melakukannya, Anda perlu menghindari rudal pertahanan yang mengelilingi target. Dan ketiga, Anda harus memiliki jangkauan agar bisa mencapai target tersebut," ujarnya.

Rudal-rudal yang mampu mengubah trayek mereka bisa lebih tepat sasaran dan lebih sulit untuk dihancurkan serta dilawan.

Kendaraan pengirim yang meluncur di ketinggian rendah juga lebih mungkin menghindari perhatian sistem radar, seperti sistem Terminal High Altitude Area Defense milik Korea Selatan.

Baca Juga: Dampaknya Sampai Kepergok Citra Satelit, Inilah Rudal Balistik Terbaru Korea Utara yang Membawa Hulu Ledak Nuklir Berat, Jepang Langsung Ketar-Ketir Karena Hal Ini

Baca Juga: Blak-blakan Abaikan Sanksi AS, Korea Utara Tembakkan Rudal Balistik Jelajah Mereka Sejak 2017, Dengan Mudah Bisa Sasar dan Hancurkan Korea Selatan dan Pangkalan Besar AS Ini

Sistem ini dirancang untuk mendeteksi rudal balistik yang berpindah di ketinggian yang jauh lebih tinggi.

Amerika Serikat, China, Rusia, Iran dan Korea Selatan adalah sekian dari yang mengembangkan rudal yang bisa bermanuver, dalam beberapa kasus sudah dikembangkan selama puluhan tahun.

Tahun lalu, Financial Times membeberkan jika China sudah menguji kendaraan peluncur hipersonik yang mampu mengorbit planet bumi sebelum memasuki atmosfer bumi.

"Ada kesalahan pandangan jika senjata bisa bermanuvr adalah ancaman baru," ujar Sam Wilson, pakar kebijakan senior di The Aerospace Corporation.