Find Us On Social Media :

Hardiknas: Diangkat Menjadi Menteri,Ki Hajar Dewantara Syukuran dengan Bakmi Kuah Campur Duit Lecek

By K. Tatik Wardayati, Rabu, 2 Mei 2018 | 13:00 WIB

Meski demikian ia tidak meninggalkan kebiasaan menceritakan segala hal yang dialaminya kepada istri dan anak-anaknya.

Lantaran persediaan lauk pauk habis, Nyi Hajar menyuruh anaknya, Bambang Sokawati, membeli mi godok. Setelah menerima uang f 2, yang disuruh segera berlari ke luar menenteng rantang.

"Namun ketika akan membayar bakmi, uang dua lembar pemberian ibu kucari-cari tidak ketemu. Sambil membawa rantang itu aku pulang ke rumah dan segera mengambil uangku sendiri untuk membayar tukang bakmi," tutur Bambang dalam bukunya.

Baca juga: 9 Gaya Pendidikan di Jepang Ini Keren Banget! Dijamin Bikin Kita Cemburu dan Iri

Karena lapar, dengan lahap Ki Hajar menyantap bakmi hingga nyaris habis. Ketika akhirnya kuah bakmi itu dituang ke piring, ternyata ... ikut tertuang pula uang f 2 yang tadi hilang.

Rupanya, Bambang menaruh uang tersebut di dalam rantang yang kemudian oleh tukang bakmi ditimbuni bakmi. Ki Hajar tidak marah atas kecerobohan putranya, tapi justru tergelak.

"Mungkin ini harus terjadi supaya kita selalu ingat dan dapat bercerita, ketika Bapak diangkat jadi menteri kita mengadakan syukuran di tengah malam dengan makan bakmi yang dibumbui uang lecek!" ujar Ki Hajar.

Selain wajib mendengarkan siaran RRI, kegemaran lelaki yang dinobatkan sebagai pahlawan nasional 1959 ini adalah menulis dan membaca. Karena saat itu radio masih langka, kegiatan mendengarkan dilakukan bersama banyak orang.

Menurut kesaksian Rabhan Ernanto (65), mantan pembantu di rumah Ki Hajar, setiap kali Presiden Soekamo berpidato melalui radio, halaman rumah Ki Hajar dipenuhi oleh masyarakat yang ikut mendengarkan.

Baca juga: Pantas Banyak yang Tumbuh Cerdas, Ini Rahasia Sistem Pendidikan di China yang Bisa Kita Tiru!

Sikapnya yang  populis juga terlihat dari keputusannya menaruh pesawat telepon Tamansiswa di teras depan rumahnya. Alasannya tak lain agar bisa dipakai banyak orang.

Dari kebiasaannya menulis dan mencatat, harus diakui Ki Hajar juga seorang dokumentalis hebat.