Find Us On Social Media :

Hardiknas: Diangkat Menjadi Menteri,Ki Hajar Dewantara Syukuran dengan Bakmi Kuah Campur Duit Lecek

By K. Tatik Wardayati, Rabu, 2 Mei 2018 | 13:00 WIB

Intisari-Online.com – Sisi lain sosok Ki Hajar terpancar dari gaya hidupnya yang amat bersahaja. Sebagai pejabat negara ia tidak sungkan membeli perabotan bekas dari teman atau pelelangan.

Di zaman penjajahan, warga Belanda yang ingin kembali ke negaranya karena sudah pensiun biasa melelang rumah berikut perabotannya kepada masyarakat umum.

Kesempatan ini tidak dilewatkan Ki Hajar dan istrinya.

Beberapa perabot rumah tangga saat keluarga ini tinggal di van Heutsz Boulevard 47 (kini Jln. Teuku Umar), Jakarta, seperti dua tempat tidur, satu perangkat meja makan, tempat surat kabar, dan sebuah almari arsip dibeli dari Bung Karno.

Baca juga: Hardiknas: Terlahir sebagai Raden Mas Suwardi Suryaningrat, dari Mana Nama Ki Hajar Dewantara?

Bahkan, mesin tik Olimpia, radio merek Erres, satu set lemari buku dan meja tulis pun barang bekas.

Yang menarik, mereka tidak hanya melihat perkakas itu melulu dari fungsinya. Nilai sejarah, nostalgia, dan asal-usul barang tersebut tetap dilestarikan.

Sepintas memang terdengar lucu karena setiap barang selalu disebut bersama dengan nama pemilik aslinya.

Kepada salah seorang anaknya misalnya, Ki Hajar berkata, "Sebaiknya, kamu tidur di ranjang  Douwes Dekker itu", atau "Sana, belajar di meja Dr. Tjipto saja."

Tak berbeda dengan Nyi Hajar. "Lo, jangan memakai piring Mevrouw Reesink", atau "Hati-hatilah dengan massage listrik Desentje itu."

Baca juga: Pendidikan Finlandia Terbaik di Dunia, Ajaran Ki Hadjar Dewantara Diadopsi di Sana

Tradisi makan bersama, meski dengan menu yang sederhana dan terkadang seadanya, selalu dilakukan Ki Hajar di tengah kesibukannya sehari-hari. Ikhwal makan ini ada peristiwa lucu.

Minggu 19 Agustus 1945, setelah ditetapkan menjadi menteri pengajaran RI yang pertama, Ki Hajar pulang larut malam.