Selama kunjungan Presiden Jokowi ke negara itu November lalu, Presiden berhasil membawa komitmen total investasi senilai USD 44,6 miliar dari beberapa perusahaan UEA, termasuk kepentingan oleh Abu Dhabi membantu Indonesia mengembangkan ibu kota baru.
Untuk sekarang, keterlibatan Indonesia dengan Israel masih di bawah radar guna tidak membuat marah warga Muslim Indonesia dengan jumlah lebih dari 236 juta, ujar Busztin.
"Bahwa Indonesia menyangkal perjalanan (mempelajari respon Covid-19 oleh Israel) adalah indikasi jika mereka masih tidak nyaman mengakui kontak apa pun dengan Israel, walaupun bertujuan menyelamatkan nyawa."
Pernyataan itu merujuk pada laporan jika Indonesia pergi ke Israel guna mempelajari Covid-19, yang segera disangkal oleh Kementerian Kesehatan.
Namun, ia menambahkan, "Bahwa ada upaya di Indonesia maju ke arah normalisasi Israel itu sangt mungkin, dalam dasar memperhitungkan keuntungan."
Busztin mengatakan: "Israel sangat aktif dalam berbagai penelitian ilmiah dan internasional dan keterlibatan antara kedua belah pihak sangatlah mungkin meskipun ketiadaan hubungan resmi. Israel pastinya mendorong itu dan Indonesia pastinya tidak melewatkan kesempatan menyelamatkan nyawa warganya sendiri."
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini