Find Us On Social Media :

Ingin Pamer Teknik Air Refueling Kepada Pilot Indonesia, Instruktur Pilot Sukhoi Ini Malah 'Kecele'

By Agustinus Winardi, Rabu, 2 Mei 2018 | 12:15 WIB

Intisari-Online.com - Pada bulan September 2003 untuk persiapan menerbangkan jet tempur Sukhoi tipe Su-27 SK dan Su-30 M sebanyak 6 pilot tempur Indonesia dan 18 teknisi TNI AU dikirim ke Rusia selama 3 bulan.

Pengiriman para pilot dan teknisi TNI AU ini merupakan prosedur resmi setiap Indonesia akan membeli pesawat tempur dari berbagai negara mengingat pembelian pesawat tempur harus disertai adanya pilot-pilot yang siap menerbangkan dan para teknisi yang selalu siap melaksanakan perawatan (maintenance) pesawat.

Ketika para pilot dan teknisi TNI AU dikirim ke Rusia, mereka merupakan personel yang sebenarnya sudah kenyang pengalaman.

Pasalnya para pilotnya sudah terbiasa menerbangkan jet tempur jenis Hawk Mk-53 buatan Inggris dan F-5, A-4 serta F-16 produksi AS.

Baca juga: Gawat! Rusia Siap Kirim Jet Tempur Su-35 ke Indonesia Tapi Terancam Dibatalkan Amerika

Para teknisi TNI AU yang dikirimkan ke Rusia untuk mempelajari mesin dan teknologi aviaonik jet tempur Sukhoi umumnya juga sudah memiliki pengalaman terhadap seluk beluk teknologi jet tempur Hawk, F-5, A-4, dan F-16.

Tapi para instruktur pilot dan teknisi Sukhoi Rusia rupanya tidak menyadari jika ‘para muridnya’ merupakan orang-orang yang sudah berpengalaman sehingga akhirnya mereka menjadi terkejut sendiri.

Keterkejutan para instruktur pilot Rusia mulai terjadi ketika pilot-pilot TNI AU mulai menerbangkan Su-27/30 bersama para instruktur Rusia yang berbicara bahasa Inggris campur bahasa Rusia.

Ketika berlatih terbang menggunakan jet tempur Sukhoi kursi ganda, pilot yang dilatih awalnya berada di kursi belakang (back seater) dan dalam penerbangan berikutnya setelah dianggap mahir berada di kursi depan.

Baca juga: Pilot Indonesia Ternyata Lebih Jago Menerbangkan Jet Tempur Sukhoi Dibanding Pilot Rusia

Untuk mahir menerbangkan Sukhoi biasanya para pilot Rusia butuh puluhan kali sorti (take off dan landing) sampai akhirnya bisa terbang mandiri (solo).

Tapi para pilot TNI AU ternyata cukup 4 kali sorti terbang saja bersama pelatihnya dan pada sorti penerbangan kelima sudah bisa terbang solo.

Kemampuan para pilot TNI AU benar-benar membuat kagum para instruktur Sukhoi Rusia tapi setelah mengetahui para pilot TNI AU adalah para penerbang yang sudah kenyang pengalaman, mereka akhirnya maklum.