Find Us On Social Media :

Foto 'Selfie' Heroik Pendaki Gunung Gasherbrum II saat Meregang Nyawa Ini Menyimpan Ironi

By Muflika Nur Fuaddah, Selasa, 1 Mei 2018 | 20:30 WIB

Cory mengatakan, permintan kedua legendaris itu untuk memintanya bergabung dalam ekspedisi dianggap sebagai sebuah “amanat suci dari pendeta” baginya.

Meskipun mungkin terdengar aneh, tetapi bagi banyak pendaki gunung, memanjat adalah sejenis agama.

Begitu pula dengan Cory, yang menganggap bahwa mendaki gunung merupakan penyelamat baginya dan menawarkannya jalan keluar dari masa remaja yang suram.

“Saya putus sekolah, dan masuk ke dalam dunia alkohol dan obat-obatan, dan tinggal di jalanan untuk sementara waktu.

Baca Juga: Sadis, Pria Ini Banting dan Injak Kepala Anak Kecil di Dalam Bus yang Disaksikan Penumpang Lain

Pendakian adalah keselamatan saya. Pendakian memberi saya tujuan tunggal, memfokuskan pikiran dan tubuh saya, dan membuat saya sehat,” ungkapnya.

Cory mengatakan, semakin dia memanjat gunung, dia merasa terlepas dari ketidaknyamanan, kemarahan, dan rasa akan suatu bahaya.

Ketika ia berada di atas dan menghadap dunia di bawah, ia dapat bernapas dalam, merasa puas, dan lebih santai, berbeda dengan kehidupannya ketika tidak mendaki yang seringkali mengundang kekacauan batin kembali.

“Ketika Simone dan Denis memintaku untuk menjadi bagian dari pendakian bersejarah itu, aku merasa bahwa jika aku bisa mencapai puncak itu, maka aku akan "diperbaiki" secara permanen,” ujarnya.

Baca Juga: Manusia Ternyata Saling Menyerap Energi, Ini Cara Agar Energi Anda Tidak Terkuras Oleh Orang Lain

Cory mengakui bahwa pendakian musim dingin benar-benar bergantung pada waktu—apakah mampu atau tidak dalam mendaki gunung dan melawan badai musim dingin yang bergerak cepat di puncak, dengan salju yang tidak stabil.

Namun, mencapai puncak hanyalah titik tengah.