Find Us On Social Media :

Pantas Belanda Ngotot Penjarakan Sejarawan Bonnie Triyana, Ternyata 'Masa Bersiap' Menyisakan Trauma Bagi Mereka, Bahkan Etnis 'Lokal' Turut Jadi Korban

By K. Tatik Wardayati, Kamis, 3 Februari 2022 | 12:25 WIB

Sejarawan Bonnie Triyana dalam acara ngaji bareng Bung Karno yang digelar Megawati Institut, di Jakarta, Jumat (16/7/2017).

Intisari-Online.com – Baru-baru ini, sejarawan Indonesia, Bonnie Triyana, menjadi kontroversi di Belanda karena tulisannya.

Dia menulis opini tentang periode ‘Bersiap, terminologi Belanda untuk menyebut masa yang dikenal di Indonesia sebagai masa ‘Agresi Militer’.

Bonnie merupakan salah satu dari dua kurator tamu dari Indonesia untuk pameran Revolutie! Indonesie onafhankelijk (Revolusi! Kemerdekaan Indonesia) di Rijksmuseum.

Pameran tersebut rencananya akan digelar mulai 11 Februari mendatang, yang menawarkan perspektif internasional atas perjuangan kemerdekaan Indonesia dari Kerajaan Kolonial Belanda selama periode 1945-1949.

Dua kurator lain untuk pameran ini berasal dari Belanda, yaitu Harm Stevens dan Marion Anker, sementara kurator tamu dari Indonesia lainnya adalah Amir Sidharta.

Namun, polemik muncul ketika Federatie Indische Nederlanders (Federasi Belanda-Indisch – FIN) menyatakan keberatan pada Bonnie.

Mereka keberatan atas tulisan opini Bonnie yang terbit di media berhaluan liberal NRC.

Opinie Bonnie tersebut dimuat dengan judul “Schrap term ‘Bersiap’ voor periodisering want die is racistisch”, yang artinya “Hapus istilah ‘Bersiap’ dalam periodisasi tersebut karena rasis”, yang bisa dikases di situs NRC.

Baca Juga: Blingsatan Usai Sejarawan Bonnie Triyana Ogah Gunakan Istilah 'Bersiap', Belanda Bak Lupa Aksi Kejam Komandannya Ini, Bantai Puluhan Ribu Warga dengan Cara Keji Ini

 Baca Juga: Tak Hanya di Indonesia, Sejarawan Sebut Keislaman Soekarno Berhasil Pengaruhi Arab Saudi hingga Uni Soviet, 'Dia Memberikan Kesan yang Mendalam Bagi Kami'

Lalu, dalam edisi cetak yang terbit sehari setelahnya (12/1/2022), judul tulisan tersebut diganti dengan “Simplicerende term ‘Bersiap’ deugt niet als periode-naam”, yang berarti “Penyederhaan istilah ‘Bersiap’ karena tidak masuk akal untuk periode tersebut”.

Istilah ‘Bersiap’ di Belanda, umum dipakai dalam merujuk pada kekerasan anti-kolonial yang dilakukan oleh orang Indonesia dalam rentang waktu antara 1945-1950.