Find Us On Social Media :

Misteri Lenyapnya 3.000 Batalon Nanking Tanpa Bekas, Apakah Pasukan Tiongkok Benar-Benar Menghilang di Tahun 1939?

By Muflika Nur Fuaddah, Minggu, 30 Januari 2022 | 15:51 WIB

Misteri hilangnya 3.000 Batalion Nanking Tiongkok

Meskipun jembatan adalah satu-satunya jalan ke Nanking, itu bukan satu-satunya jalan keluar dari daerah itu.

Para petani di daerah Nanking mungkin bersedia membantu tentara yang melarikan diri.

Berita tentang desersi massal dapat menurunkan moral dan memberikan propaganda kepada Jepang untuk melemahkan pemerintah China.

Meskipun desersi mungkin saja terjadi, namun sulit dibuktikan.

Baca Juga: Ketika Gempa 6,6 Magnitudo di Banten Tidak Sebabkan Tsunami di Selat Sunda, Letusan Gunung Api di Pulau Ini Malah Sebabkan Tsunami Hingga ke Jepang, Ini Perbedannya

 Baca Juga: Bak Efek Domino, Sehari Pasca Gempa Bumi Guncang Banten, Letusan Gunung Api Terjadi di Negara Pasifik Ini Hingga Sebabkan Tsunami di Mana-mana, Sampai ke Jepang dan Amerika

Vegetasi di daerah Nanking pada saat itu jarang dan tidak akan memberikan perlindungan yang cukup untuk hampir 3.000 tentara.

Laporan Jepang juga menyatakan bahwa mereka tidak pernah bertemu dengan sekelompok tentara Tiongkok.

Ada beberapa perdebatan mengenai narasi penghilangan tersebut.

Beberapa versi cerita menempatkan insiden itu terjadi pada bulan Desember 1937 menjelang Pertempuran Nanking.

Lainnya menempatkan insiden ini pada tahun 1939, satu setengah tahun setelah pertempuran.

Fakta bahwa tidak ada bukti sejarah atas hilangnya hampir 3.000 tentara memberikan jawaban bahwa penghilangan tersebut tidak pernah terjadi.

Tidak ada sejarawan atau publikasi terkemuka yang meneliti kasus ini dan mungkin hanya mitos.

Mengingat informasi ini, sangat mungkin bahwa batalion Nanking tidak pernah ada dan rekayasa total.

Baca Juga: Tak Ada Angin Tak Ada Hujan, Jepang Mulai Bangun Jet Tempur Sendiri untuk Perkuat Armada Jet Tempur Mereka, Ragukan Jet Tempur F-35 Buatan Amerika?

 Baca Juga: Membangun 'Kerajaan Narkoba,' 90 Persen Barang Haram Ini Diproduksi di Jepang dan Buat Masyarakat Kecanduan Agar Patuh untuk Mempertahankan Kekuasaan

(*)