Benua Biru Terancam Jadi Medan Perang, Sempat Menahan Diri Untuk Tidak Melawan Rusia, NATO Malah Turun Tangan Kirim Pasukan Besar-Besran, Senjata Perang Ini Juga Dikerahkan

Afif Khoirul M

Penulis

Pesawat Typhoon Angkatan Udara Inggris. (iustrasi) Skala Perang Makin Membesar, NATO yang Tak Tahan dengan Ulah Rusia Kirimkan Pesawat Tempur Bantu Ukraina, padahal Pernah Diprediksi Perang Dunia III Bisa Terjadi Jika NATO Ikut Campur

Intisari-online.com - Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) pada 24 Januari mengumumkan untuk menempatkan pasukannya pada kesiapan tempur.

Mereka akan meningkatkan kehadiran militernya di Eropa Timur dengan kapal perang dan pesawat tempur untuk menanggapi ancaman perang di perbatasan Ukraina.

Menurut Reuters, ini adalah sinyal terbaru bahwa Barat sedang mempersiapkan skenario di mana Rusia menyerang Ukraina, meskipun Moskow berulang kali menegaskan tidak memiliki rencana seperti itu.

"Saya menyambut baik kontribusi pasukan tambahan oleh sekutu kami untuk NATO," kataSekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg.

"NATO akan terus mengambil semua langkah yang diperlukan untuk melindungi dan mempertahankan semua sekutu kami, termasuk memperkuat bagian timur aliansi," tambahnya.

Pada 24 Januari, kapal induk USS Harry S Truman dan kelompok penyerang berpartisipasi dalam operasi patroli di sepanjang Laut Mediterania.

Ini adalah pertama kalinya sejak Perang Dingin kelompok tempur kapal induk AS ditempatkan di bawah komando NATO.

Baca Juga: Dunia Sedang Heboh Konflik Rusia dan Ukraina, Mendadak China Terbangkan 39 Jet Tempur di Selat Taiwan, PasukanAmerika dan JepangDisebut Jadi Targetnya, Ada Apa Lagi?

Baca Juga: Bak Masih Trauma Pernah Dibikin Melempem oleh Uni Soviet, Jerman Pilih Gelontorkan Rp86 Triliun untuk Bantu Ukraina Lewat Ini Dibanding Harus Suplai Senjata

Pada hari yang sama, Denmark mengerahkan sebuah fregat ke Laut Baltik dan empat pesawat tempur F-16 ke Lithuania.

Spanyol menawarkan pengiriman fregat ke Laut Hitam dan pesawat ke Bulgaria, sementara Belanda akan mengerahkan dua jet tempur F-35 ke Bulgaria.

Presiden Prancis Emmanuel Macron telah menyatakan kesiapan pemerintahannya untuk mengirim pasukan ke Rumania dan menempatkan mereka di bawah komando NATO.

Sementara itu, Inggris mengatakan sedang mengevakuasi beberapa anggota staf dan tanggungan dari Kedutaan Besar Inggris di Ukraina karena "peningkatan risiko dari Rusia".

Sehari setelah AS memerintahkan semua keluarga anggota staf Duta Besar meninggalkan Ukraina.

"Rusia dapat mengambil tindakan militer kapan saja. Pejabat tidak akan dapat mengevakuasi warga AS dalam situasi yang tidak terduga, sehingga warga AS yang berada di Ukraina harus merencanakannya dengan tepat," kata Kedutaan Besar AS mengumumkan.

Sama halnya dengan perundingan pada pertengahan bulan ini, pertemuan terakhir antara AS dan Rusia pada 21 Januari tidak menghasilkan terobosan apapun.

Rusia ingin NATO menarik komitmennya untuk mengizinkan Ukraina bergabung dengan blok itu di masa depan, dan mengharuskan NATO untuk menarik pasukan dan peralatannya dari sejumlah negara Eropa Timur.

Baca Juga: Sinyal Perang Rusia-Ukraina Bak Makin Jelas, Amerika Berencana Kirimkan 5.000 Tentaranya ke Eropa Timur untuk Melawan Rusia

Baca Juga: Menjadi Berita Utama Internasional yang Disebut Bisa Memicu Perang Dunia Ketiga, Ternyata Beginilah Situasi Asli di Perbatasan Ukraina-Rusia, Foto Ini Mengungkapnya

AS menegaskan ini adalah permintaan yang tidak dapat diterima, tetapi siap untuk menegosiasikan ide-ide lain yang terkait dengan pengendalian senjata, penyebaran rudal, dan langkah-langkah membangun kepercayaan.

Washington dan Uni Eropa (UE) telah berulang kali memperingatkan Moskow tentang sanksi keras yang belum pernah terjadi sebelumnya jika mereka menyerang Ukraina.

Sementara itu, Armada Baltik (RBF) Rusia pada 24 Januari mengumumkan bahwa dua kapal perang kelas Steregushchiy, termasuk Soobrazitelnyy dan Stoikiy, telah meninggalkan pelabuhan Baltiysk untuk berpartisipasi dalam latihan angkatan laut skala besar yang dijadwalkan berlangsung hingga akhir Februari.

Menurut RT, Soobrazitelnyy dan Stoikiy dirancang untuk operasi pesisir tetapi juga memiliki beberapa kemampuan laut dalam.

Kedua kapal perang tersebut akan mengikuti berbagai sesi pelatihan untuk mengasah kemampuan kru mereka dalam berbagai misi, mulai dari berburu kapal selam dan pertahanan udara hingga pencarian dan penyelamatan.

RBF tidak mengungkapkan tujuan tertentu, hanya mengatakan bahwa Soobrazitelnyy dan Stoikiy dikerahkan untuk bergabung dalam perjalanan panjang.

Latihan ini merupakan bagian dari rangkaian latihan skala besar yang akan dilakukan oleh Angkatan Laut Rusia hingga akhir Februari 2018.

Angkatan Laut Rusia akan mengerahkan lebih dari 140 kapal perang dan kapal pendukung, sekitar 60 pesawat dan 10.000 tentara untuk latihan ini.

Artikel Terkait