Amunisi Sudah Siap Senjata Mematikan Ini Bakal Dikirim Inggris ke Ukraina Ternyata Negara Ini Ogah Beri Jalan Inggris Untuk Kirim Senjata Itu, Apa Alasannya?

Afif Khoirul M

Penulis

Inggris berniat pasok senjata militer ini ke Ukraina.

Intisari-online.com - Perseteruan antara Rusia dan Ukraina menuju titik didih, di mana Inggris siap membantu Ukraina.

Menurut laporan resmi terbaru, Inggris akan memasok senjata berbahaya untuk melawan Rusia.

Bahkan senjata tersebut sudah dikirim oleh Inggris menuju Ukraina namun menemui beberapa hambatan.

Dua pesawat angkut militer Inggris yang membawa senjata anti-tank ke Ukraina harus menempuh rute yang jauh lebih panjang.

Karena dilarang terbang di atas wilayah udara negara sekutu.

Dalam konteks bahwa Ukraina sangat membutuhkan senjata pertahanan terhadap ancaman serangan Rusia.

Oleh sebab itu Inggris telah membawa sejumlah rudal portabel anti-tank NLAW dan AT4.

Tentara dan prajurit Inggris yang hadir dalam penerbangan itu akan tinggal di Ukraina untuk mengajari tentara Inggris cara membidik tank Rusia, menurut Daily Mail.

Baca Juga: Pantas Saja Ukraina Makin Berani MeskiBisaDiserbu Rusia Kapan Saja, Rupanya Amerika dan Sekutu Lainnya Telah Lakukan Hal Ini, Ukraina Langsung Jadi Kuat

Baca Juga: Kini Siap Gempur Ukraina dari Mana Saja, Rusia Ternyata Siapkan 900 Latihan Militer untuk 2022 Ini, Benarkah Salah Satunya untuk Gempur dan Rebut Ukraina?

Video yang diposting oleh media Inggris menunjukkan senjata dikeluarkan oleh kendaraan khusus dari pesawat angkut di bandara Ukraina.

Pesawat angkut C-17 Angkatan Udara Inggris harus terbang di atas Denmark untuk sampai ke Ukraina, daripada memilih rute yang lebih pendek di atas wilayah udara Jerman.

Menurut surat kabar Inggris, pesawat C-17 dilarang terbang di atas Jerman, karena Berlin dengan tegas menentang penyediaan senjata mematikan kepada tentara Ukraina.

Kanselir Jerman Olaf Scholz tampaknya tidak ingin memperburuk hubungan dengan Rusia, karena Jerman masih belum dapat mengoperasikan pipa gas Nord Stream 2.

Nord Stream 2 adalah proyek pembangunan pipa gas yang menghubungkan langsung dari Rusia ke Jerman untuk menghemat biaya.

Proyek telah selesai tetapi tidak dapat digunakan karena tekanan dari negara-negara Eropa.

Scholz, yang menggantikan Kanselir Jerman Angela Merkel bulan lalu, mempertahankan sikap yang sama seperti pendahulunya.

Ini adalah untuk membatasi sanksi terhadap Rusia sebanyak mungkin dan tidak memberi Ukraina senjata mematikan.

Baca Juga: Pantas Saja Korea Utara Tak Gentar Berulang Kali Uji Coba Rudal Nuklirnya Meski Sudah Diperingatkan AS, Ternyata Ada Jejak Rahasia Rusia Ini di Baliknya, Apa Itu?

Baca Juga: Bukan Karena Konflik Rusia-Ukraina, JustruUni Eropa Malah Kerahkan 5.000 Tentara Seolah-olah Ingin Menggempur Negara Lain,Ada Masalah Apa?

Pada 17 Januari, Scholz mengatakan Jerman tidak akan menerima pengiriman senjata NATO ke Ukraina.

Bahkan jika senjata itu hanya digunakan untuk tujuan pertahanan.

Rudal portabel manusia NLAW memiliki jangkauan maksimum 1.000 meter, sedangkan AT4, senjata anti-tank yang banyak digunakan dalam aliansi militer NATO, memiliki jangkauan maksimum hanya 500 meter.

Senjata-senjata ini tidak secanggih rudal Javelin Amerika, tetapi murah dan dapat digunakan dalam jumlah besar, secara efektif menghancurkan tank, kendaraan tempur, helikopter, dan bahkan mesin yang terbang di ketinggian rendah.

Ini adalah sejumlah senjata yang ditransfer oleh Inggris ke tentara Ukraina berdasarkan hubungan bilateral antara kedua negara, bukan melalui aliansi NATO.

Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace mengatakan operasi itu terjadi "dalam konteks agresi Rusia yang meningkat".

Pada 18 Januari, Gedung Putih memperingatkan bahwa situasi di Ukraina "sangat berbahaya" dan "Rusia dapat menyerang kapan saja".

Artikel Terkait