Tak bisa dipungkiri, gorengan, bakaran memang enak dan menarik.
Namun, di bawah kondisi memasak suhu tinggi, makanan akan mengalami perubahan zat, yang dapat dengan mudah menghasilkan zat karsinogenik.
Ketika makanan dipanggang pada suhu tinggi, mudah untuk membuat asap langsung di atas api arang.
Inilah yang memunculkan amina heterosiklik dan hidrokarbon aromatik polisiklik.
Zat-zat ini semuanya mampu menyebabkan mutasi genetik dan meningkatkan risiko berbagai kanker.
Saat makanan yang dipanggang hangus, ia menghasilkan akrilamida, yang menempel pada makanan gosong yang kecokelatan.
Badan Internasional untuk Penelitian Kanker (IARC) telah mengklasifikasikan akrilamida sebagai karsinogenik bagi manusia.
Zat ini bila masuk ke dalam tubuh manusia akan merusak jaringan sehat, mudah membentuk sel kanker.
3. Orang Jepang jarang makan acar
Makanan acar seperti kimchi, asinan kubis, wortel, mentimun, kubis, adalah makanan yang disukai oleh orang Cina dan orang-orang di negara Asia.
Acar atau makanan olahan seringkali menggunakan banyak garam untuk mengasinkannya.
Komposisi garam mengandung pengotor seperti nitrit, nitrat, yang dapat menghasilkan zat berbahaya seperti amino nitrat jika direndam terlalu lama.
Selain itu, jika makanan diasinkan dalam kondisi yang tidak sehat, mudah terkontaminasi.
Semakin lama makanan direndam, semakin tinggi kandungan nitratnya.
Saat mengkonsumsi makanan tersebut, akan bergabung dengan asam amino dalam tubuh, sehingga mudah menyebabkan kanker kerongkongan, nasofaring, lambung.
Sementara itu, orang Jepang sering memilih makan ikan mentah, jarang makan makanan yang diasinkan, tetapi sering memilih yogurt fermentasi, natto, dan sayuran rebus.