Find Us On Social Media :

Banyak yang Bilang Beruntung Makin Kebal Menerima Suntikan Booster Vaksin Covid-19, WHO Justru Kritik Pemberian Booster Vaksin Jika Pemberiannya Begini

By Khaerunisa, Rabu, 12 Januari 2022 | 20:30 WIB

Ilustrasi pemberian vaksin booster Covid-19.

Intisari-Online.com - Belum berakhirnya pandemi Covid-19 dan masih bermunculannya varian baru virus ini membuat para ahli memikirkan cara agar kondisi tak semakin parah.

Suntikan booster vaksin Covid-19 merupakan salah satu yang dilakukan untuk membentengi orang-orang dari infeksi virus ini.

Jika banyak yang mengatakan bahwa seseorang beruntung karena makin kebal apabila menerima suntikan booster vaksin Covid-19, tapi tidak sepenuhnya demikian.

Melansir 24h.com.vn (12/01/2021), WHO baru-baru ini memperingatkan bahwa menggunakan vaksin Covid-19 yang ada sebagai suntikan booster (yaitu dosis keempat) bukanlah strategi yang layak dalam menangani varian baru seperti Omicron.

"Strategi imunisasi, berdasarkan dosis booster vaksin Covid-19 dasar, sepertinya tidak tepat atau berkelanjutan," kata Kelompok Penasihat Teknis WHO tentang vaksin Covid-19.

Pakar WHO percaya bahwa diperlukan versi vaksin Covid-19 yang ditingkatkan untuk mengkhususkan diri dalam mengobati varian Covid-19 baru, termasuk varian Omicron.

Omicron adalah varian dengan penyebaran tercepat saat ini, muncul di 149 negara di seluruh dunia.

Pakar WHO juga menyerukan pengembangan vaksin Covid-19 baru yang dapat menghentikan virus sejak awal, tidak hanya melindungi orang yang terinfeksi agar tidak sakit parah.

Baca Juga: Pantas Saja Ashanty dan Rombongan Positif Covid-19, Rupanya Turki Sedang Dihantam Kasus Omicron yang Tinggi, Bahkan Memiliki 60.000 Kasus Per Hari

Baca Juga: Temannya yang Nyalakan Api, Mereka yang Sibuk Padamkan, Rusia Benar-benar Sudah Jadi Korban Sempurna Kerakusan China di Kazakhstan, Lihat Saja Faktanya

"Ada kebutuhan untuk mengembangkan vaksin Covid-19 baru yang sangat efektif dalam mencegah infeksi, tidak hanya dalam mencegah kasus yang parah," kata kelompok ahli tersebut.

Para ahli juga meminta pengembang untuk membuat vaksin baru "dengan kemanjuran yang kuat dan tahan lama, mengurangi kebutuhan akan dosis booster di masa depan".