Tribhuwana Tunggadewi memerintah sebagai ratu bersama suaminya, Kertawardhana.
Pada awal pemerintahannya, yaitu tahun 1331, terjadi pemberontakan Sadeng dan Keta, yang akhirnya dapat dipadamkan oleh Gajah Mada.
Atas jasanya tersebut, Gajah Mada kemudian diangkat menjadi Mahapatih, jabatan tertinggi kedua setelah raja.
Kemudian, ketika dilantik menjadi mahapatih pada 1334, Gajah Mada mengucapkan Sumpah Palapa.
Dalam sumpahnya tersebut, Gajah Mada tidak berkehandak menerima hadiah atau anugerah sebelum berhasil memersatukan nusantara.
Sejak Tribhuwana Tunggadewi didampingi oleh Gajah Mada, kemakmuran kerajaan semakin meningkat.
Gajah Mada membantu sang ratu dalam perluasan wilayah ke segala penjuru nusantara untuk memenuhi sumpahnya.
Sebagai hasilnya, Bali dan beberapa kerajaan di nusantara dapat ditaklukkan pada masa pemerintahan Ratu Tribhuwana Tunggadewi atau Dyah Gitarja.
Pemerintahan Tribhuwana Tunggadewi berakhir ketika sang ibu, Gayatri, meninggal pada 1350.
Tribhuwana Tunggadewi kemudian mengundurkan diri karena dia hanya memerintah untuk mewakili sang ibu.