Mereka mengenakan penutup kepala biru saat beribadah, yang orang sekitar memanggil mereka sebagai orang "muslim bertopi biru" untuk membedakan jemaah ini dari "muslim bertopi putih" alias peci yang biasa dipakai untuk salat.
Orang-orang Yahudi di Kaifeng menghadap ke barat saat berdoa — arah Yerusalem.
Sama seperti orang Yahudi di luar China, selama berabad-abad, orang Yahudi Kaifeng memusatkan praktik Yahudi mereka di sekitar sinagoge: merayakan Sabat dan hari libur Yahudi lainnya.
Mereka juga mengadakan sunat untuk anak laki-laki dan memberi anak-anak mereka nama Ibrani selain nama China.
(*)